Tampilkan postingan dengan label ALKS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ALKS. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Desember 2014

ISLAMIC ACCOUNTING FRAMEWORK


Discussion:

  1. Islam- Ad din:  way of life
  2. Islam-provide a broad framework for all aspect of life, including how business should be conducted.
  3. Past 25 yrs -A paradigm shift from conventional utilitarian economics to Islamic economics
  4. Growth of Islamic Bank in the world, Middle East and Asia.

Download the Complete Presentation Here

Tinjauan Kritis Pada Kerangka Akuntansi Barat Sebagai Dasar Pengembangan Akuntansi dalam Islam (tinjaun komparatif FASB dan IASC)




Oleh: M. Maulana Hamzah
Abstract

Islam has a unique economic view which affects the all human activities of its adherents.
As  accounting  is  a  economic research  which  should  reflect  the different  nuances  of  its  society  and  help  to achieve  its  socio-economic  objectives,  a  different  type  of  accounting  is  required  as  compared  to the  conventional  accounting  of  west  society.  Research  on  Islamic  accounting  is  still  at  an exploratory  stage;  its  important  to  develop  a  theoretical  framework  for  Islamic  accounting using  various  methodologies.  In  common  with  the  development  of  west  accounting,  thesearch  is  on  for  the  conceptual framework and value  of  Islamic  accounting  as  a  foundation  on  which to  lay its  principles,  rules  and  standards. This  article explores  the extent about using west accounting frameworks (FASB and IASC) as suggestion basis in development  for  patterns  in  the  debate  on  Islamic  accounting  and  approaches  suggested  in  the  literature  used  to develop  Islamic  accounting  theory.  The  writer  finds  that  a  number  of  the  proposed  objectives  and characteristics of Islamic accounting are doubted in meeting the objectives of Islamic teaching

A. Pendahuluan
A.1. Pengertian Akuntansi Islam
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antara kamu)… (Al-Baqoroh 282)
Kerangka Dasar dalam Islam: