Minggu, 27 November 2016

RUSH Money atau HIJRAH Money: Tinjauan Ekonomi Islam

oleh: ca' maul

Pasca aksi 411 marak beredar isu di social media terkait Rush Money. Beberapa diantaranya sangat provokatif dengan menampilkan foto antrian panjang dibank, tumpukan uang yang (katanya) baru saja diambil, atau penghancuran instrument pembayaran bank baik berbentuk kartu atau buku tabungan. Semua itu susah untuk dikonformasi kebenarannya karena tergantung waktu dan tempat pengambilannya. Namun isu ini sangat menarik, karena banyak orang yang mulai aware terhadap system perbakan yang selama ini ia mempercayakan uangnya disana. Dalam tulisan kali ini saya ingin sedikit berbagi ringkasan hasil kajian tentang tema ini secara ilmiah.

Secara definisi RUSH Money adalah penarikan dana tabungan secara besara-besaran dalam waktu yang bersamaan.  Jadi dana yang bisa ditarik hanya dana tabungan, bukan deposito atau yang lainnya. Di Indonesia Rush money pernah terjadi 2 kali yaitu tahun 1998 dengan skala nasional dan tahun 2010 terkhusus hanya pada bank century. Sejarah mencatat rush money dikuti oleh kebijakan bail out oleh Bank Indonesia dan Inflasi (Kenaikan Harga). Dampaknya bila merujuk pada pendapat pemerintah ada 3 yaitu dampak social politik (ketidakpercayaan masyarakat pada perbankan dan pemerintah) dan dampak ekonomi (Inflasi).Namun sebenarnya bagaimana Rush Money dapat berdampak secara nasional?

Jumat, 25 November 2016

Penggandaan Uang, Dimas Kanjeng dan Perbankan


oleh: admin

Alasan awal menyeruaknya kasus dimas kanjeng adanya dugaan pembunuhan kepada salah satu pengikutnya. Namun media dengan kemampuan jurnalisnya melihat ada sudut pandang lain yang lebih menarik untuk dibahas, yaitu isu penggandaan uang yang mengusik rasionalitas masyarakat. Setali tiga uang dengan kasus Aa Gatot sebelumnya berita inipun viral dimedia sosial dengan tema padepokan sesat yang dianggap tempat pengajian yang menipu jamaahnya dengan tujuan keuntungan materi bagi pemiliknya.

Alasan utama padepokan tersebut dikatakan sesat adalah karena isu penggandaan uang yang dianggap tidak rasional. Bahkan media tak segan-segan menuduh ada pemalsuan uang yang dilakukan dimas kanjeng, sebagai alasan rasional dari penggandaan uang. Beberapa asumsi alat sulappun ditampilkan sebagai bukti empirik pertunjukan sulap dari sang kanjeng. Namun yang menarik, penggandaan uang yang tidak rasional ini sebenarnya sudah lumrah terjadi dalam praktek masyarakat modern, dan bahkan dianggap rasional bahkan keren karena ia memiliki nama yang keren dan modern yaitu perbankan khususnya perbankan berbasis bunga.