Oleh:
M. Maulana Hamzah
Abstract
Islam has a
unique economic view which affects the all human activities of its adherents.
As accounting
is a economic research which
should reflect the different nuances
of its society
and help to achieve
its socio-economic objectives,
a different type
of accounting is
required as compared
to the conventional accounting
of west society.
Research on Islamic
accounting is still
at an exploratory stage;
its important to
develop a theoretical
framework for Islamic
accounting using various methodologies. In
common with the
development of west
accounting, thesearch is
on for the conceptual
framework and value of Islamic
accounting as a
foundation on which to
lay its principles, rules
and standards. This article explores the extent about using west accounting frameworks
(FASB and IASC) as suggestion basis in development for
patterns in the
debate on Islamic
accounting and approaches
suggested in the
literature used to develop
Islamic accounting theory.
The writer finds
that a number
of the proposed
objectives and characteristics of
Islamic accounting are doubted in meeting the objectives of Islamic teaching
A.
Pendahuluan
A.1.
Pengertian Akuntansi Islam
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah
ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan
ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang
lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antara kamu)…
(Al-Baqoroh 282)
Kerangka Dasar dalam
Islam:
1. Aqidah sebagai
Ikatan ata Iman atau Kepercayaan yang tulus disertai keyakinan yang
sebenar-benarnya pada ketentuan yang allah Tetapkan sebagai tuhan yaitu
Al-Quran, dan apa yang disampaikan oleh rasulNya Muhammad SAW baik berupa
berita gembira maupun peringatan yang tertera dalan jutaan haditsnya.
2. Syariah sebagai
jalan hidup. Sebagai bentuk anturan dasar bagi umat islam untuk hidup di bumi
Allah. Pendekatan ijtihad yang dilakukan harus berdasarakn pemahaman aqidah
yang kuat (qolbun saliiim), bukan hanya pemahaman akal yang pastinya terbatas
dan pemahaman nafsu yang cenderung subjektif. Objeknya ada dua yaitu ibadah
(hablumminallah) dan muamalah (hablumminannas)
3. Akhlaq sebagai
frontline dari implementasi konsep syariah didunia. Sebagai jalan menciptakan
kemashlahatan anatar umat manusia, ia adalah amal dari ilmu syariah ang
diterapkan. Yang tercermin dalam prilaku sehari-hari.
Dari
kerangka dasar diatas terlihat bahwa islama memilki nilai dan batasan (norma)
yang ahrus diterapkan disemua lini kehidupan termasuk dalam bidang ekonomi. maka
dari itu pemerintah islam idealnya memilki atuan dan acuan yang jelas tentang
bisnis dan perdagangan dalam sudut pandang ekonomi islam. aPalagi kini telah
banyak berminculan lemabaga keuangan syaraiah dan organisasi yang menjalankan
prinsip ekonomi islam, seperti bank syariah, takaful, bberapa yayasan islam,
dan praktek dinar dan dirham.
Dari
sini muncullah kebutuhan akan akuntansi islam dalam rangka memonitor distribusi
yang adil dalam kemaslahatan dan untuk mencapai tujuan dari solidaritas dan
keadilan social diantara masyarakat muslim khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Kebutuhan
itu dianataranya kepada implementasi nilai iqtisad atau keadilan ekonomi,
kejujuran, kesederhanaan dan kepemilikan bersama. Dan dalam rangka
menghilangkan nilai-nilai negative dalam perdagangan seperti zholim,
berlebih-belihan, boros, konsentrasi kesejahteraan, hasad, dan lain-lain.
Kebutuhan
akan implementasi ekonomi islam secara kaafaah ini jualah yan membuat kebuthan
akan Akuntansi Islam muncul diantaranya hal itu dikarenakan oleh:
·
Praktek akuntansi konvensional yang
bebas nilai yang tentu bertentangan dengan prinsip ekonomi islam yang sangat
mengedepankan norma dan etika
·
Norma dalam akuntansi islam menawarkan
konsep istiqomah dalam hal basis, yaitu al-Quran dan Hadits
·
Kian gencarnya pertmbuhan perbankan
islam yang berefek pada banyaknya bermunculan bisnis-bisnis yang berbasis
syariah.
·
Akuntansi adalah produk lingkungan. Maka
dari itu tentu hal ini sangat dibutuhkan bagi lingkungan muslim.
Menurut Akram Khan, Ia
merumuskan sifat kauntansi islam yaitu sebagai berikut:
1.
Penentuan Laba Rugi yang tepat
2.
Mempromosikan dan menilai efisiensi
kepemimpinan
3.
Ketaatan pada hokum Syariah
4.
Keterikatan pada Keadilan
5.
Laporan yang baik
6.
Perubahan dalam prkatek AKuntansi[1]
Siddiqi
(1992) mencatat bahawa “adala’(keadilan) dan ihsan (Kebajikan) bisa di anggap
sebagai ringkasan dari seluruh moral danal kegiatan ekonomi yang diberitakan
melalui Qur’an. Nilai-nilai ini menurut pendapatnya, menawarkan panduan dalam
hamper seluruh kegiatan umat manusia. Oleh karena itu, bisnis slam hari memliki
karkater-karekter tersebut diatas.[2]
A.2.
Sejarah Perkembangan
Sejarah
Akuntansi menurut beberapa ahli sejarah barat, menunjukkan bahwa akuntansi
secara umum atau apa yang dikenal dengan system pembukuan berpasagan secara
khusus telah tumbuh dan berkembang di eropa, tepatnya diitali. Beberapa
referensi yang dapat dilihat, baik yang berbehasa arab maupun inggris, tidak
didapati penyebutan apapun tentang apa yang terjadi dinagara islam. Pelopr
akuntnasi dibarat yaitu Luca Pacioli yaitu sejak dia menyebarkan bukunya yang
berjudul ‘The Summa de Aritmatica,
Geometria et Proportionalita” pada tanggal 10 november 1494.
Kenyataannya
pusat-pusat pelatihan akuntnais pada abad XIV tidak ada di Italia, tettapi
setelh kurang lebih dua abad dari munculnya buku pacioli. Berdirilah pusat
pelatihan para kauntan yang pertma di Italidi kota Venice pada tahun 1581 H
yang dikenal dengan nama College of Accountants. Pacioli menyebutkan bahawa
system pencatatan berpasangan telah ada sejak lama, tetapi pacioli tidak
menyebutkan sejak kapan dan dimana system ini telaha da sejak lama.[3]
Manuskrip
tahun 765 H/ 1363 M karya penulisn Muslim yaitu Abdullah bin Muhammad bin Kayah
Al Mazindarani yang berjudul “Risalah Falakiyah Kitab As-Siyaqat”. Tulisana tersebut
disimpan diperpusatakaan Sultan Sulaiman Al-Qanuni di Istanbul Turki. Dalam
Manuskrip dengan nomor 2756 memuat tentang akuntansi dan system akuntansi yang
pernah diterapakand alam Negara islam. Dianataranya:
·
Sistem Akuntansi yang popular saat itu, dan
pembukuan khusus bagai setiap system akuntansi
·
Macam-Macam buku akuntansi yang wajib
digunakan untuk mencatat transaksi keuangan
·
Cara Menagani kekuranag dan kelebihan
yakni penyetaraan.
A.3.
Kerangka Akuntansi Perspective Barat.
Sseperti
yang sudah dijelaskan diatas, akuntansi barat dikembangkan pertama kali oleh
Luca Pacioli pada tahun 1494, hingga 2 tahuan kemudian berdirilah College of
Accountants di venesia, sejak saat itu akuntansi dibahas sesuai dengan
perkembangan zaman dan sangat bersifat situasional. Hingga kini sudah banyak
berkembang beragam Accountiing Framework
di berbagai belahan didunia. Namun dalam pembahasan ini penulis hanya mengambil
dua saja kerangka akuntansi yang menjadi standar dunia dan amerika serikat yang
dianggap cukup untuk mewakili kerangka akuntnais menurut perspective barat.
Kerangka AKuntansi itu adalah:
1.
The Financial Accounting Standards Board
(FASB)
2.
The
International Accounting Standards
Committee (IASC)
A.3.1. FASB - Conceptual Framework
FASB and the International Accounting Standard Board are
working closely together to develop a common Conceptual Framework. The goal is
develop standards that are objectives-based, internally consistent, and
internationally converged. Currently Statement of Financial Accounting Concepts
No. 8 “Conceptual Framework for Financial Reporting” is being used in the
United States. The Conceptual Framework include: measurement attributes used to
measure and report economic transactions, events, and arrangements in financial
statements; and accounting principles and assumptions that guide recognition,
derecognition, and disclosure, as well as the classification and presentation
of information in financial statements.[4]
Fundamental qualitative characteristics, relevance and faithful representation
allow for decision usefulness. Information that is capable of making a
difference in decisions made by financial statement users is relevant. The
three components of relevance are:
- Predictive Value – information that should help users form expectations about the
- Confirmatory Value – information that provides feedback to confirm or correct prior predictions and expectations
- Materiality – refers to the nature and magnitude of an omission or misstatement of accounting information that would influence the judgment of a reasonable person relying on that information
Faithful representation is when the words and numbers
accurately predict the economic substance of what they purport to represent.
The three components of faithful representation are:
- Complete representation – provides a user with full disclosure of all information necessary to understand the information being reported, with all necessary facts, descriptions, and explanations
- Neutral representation – not biased, slanted, emphasized or otherwise manipulated to achieve a pre-determined result or to influence users’ behavior in a particular direction
- Free from error – the information is measured and described as accurately as possible, using a process that reflects the best available inputs[5]
Debits and credits
Double-entry bookkeeping is governed by the accounting equation. If revenue equals expenses, the following (basic)
equation must be true:
assets = liabilities + equity
For the accounts to remain in balance, a change in one
account must be matched with a change in another account. These changes are made
by debits and credits to the accounts. Note that the usage of these terms in
accounting is not identical to their everyday usage. Whether one uses a debit
or credit to increase or decrease an account depends on the normal
balance of the account.
Assets, Expenses, and Drawings accounts (on the left side of the equation) have
a normal balance of debit. Liability, Revenue, and Capital accounts (on
the right side of the equation) have a normal balance of credit. On a general
ledger, debits are
recorded on the left side and credits on the right side for each account. Since
the accounts must always balance, for each transaction there will be a debit
made to one or several accounts and a credit made to one or several accounts.
The sum of all debits made in each day's transactions must equal the sum of all
credits in those transactions. After a series of transactions, therefore, the
sum of all the accounts with a debit balance will equal the sum of all the
accounts with a credit balance.
A.3.2.
IASC – Conceptual Framework
The International
Accounting Standards Committee (IASC)
was founded in June 1973 in London
and was replaced by the International
Accounting Standards Board
on 1 April 2001. It was responsible for developing the International
Accounting Standards
and promoting the use and application of these standards.
The IASC had about 140 member bodies from 104 countries.[5]
The
conceptual frameworks of standard setters also emphasize the importance of reliability in measurement in financial
statements. Use of unreliable measurements opens up opportunities for the management of earnings
and may negate the usefulness of the
information. This is a serious matter. True convergence of accounting
standards will be obtained only if use
of measurements that depend on management’s intentions –as present value measures may do –is kept to a
reasonable minimum. A decision on measurement must assess overall usefulness, taking account of
both relevance and reliability, and so reliability can be a limiting factor on the use of fair
values. If a current price for an asset or liability can be obtained from data about an active market,
reliability can be high and a strong case exists for using the fair value measurement.
However, often assets and liabilities are not traded in an active market and other possibilities for
measuring fair value may be such that high
reliability cannot be achieved. In deciding whether or not the use of
fair values should be required in an
International Accounting Standard, consideration must be given to the characteristics of markets all over the world
and reliability must be assessed in relation to
assets traded in all such markets.[6]
But the FASB and the IASB returned to the drawing board
after the 2013 proposal was widely
criticized by the business
community. At a meeting held last March, the FASB continued to back the dual
model, but the IASB opted for a single model based on the Type A approach.
“Some would say that the two standard-setters’ convergence efforts have
floundered in this core area of financial reporting, but it is important to
remember that they agree on many very important things, such as how leases
should be defined and the basic premise that assets and liabilities should be
recognized for major leases,” Sleigh-Johnson said, according to the Economia
article. “That in itself is no small achievement.”[7]
B.
Pembahasan
A.1.
Persamaan Kerangka Akuntansi Islam dan Akuntansi Barat
Akuntansi
berdasarkan persamaan dasar akuntansi (PDA) antara islam dan konvensional tidak
terdapat banyak perbedaaan yakni HARTA = KEWAJIBAN + MODAL atau dengan
persamaan sebagai berikut:
HARTA (SISI AKTIVA) =
KEWAJIBAN + MODAL (SISI KEWAJIBAN DAN EKUITAS)
Persamaan
diataslah yang menjadi pedoman dalam setiap transakasi dilembaga keungan
syariah maupun konvensional. Selain arta dipahami dengan istilah aktiva, dapat
pula dipahami sebagai sisi kiri yang biasa disebut dengan debit. Sedangkan
kewajiban dan modal yang dipahami dengan sisi kewajiban dan ekuitas dapat pula
dipahami sebagi sisi kanan atau yang dikenal dengan itilah kredit.
Transaksi
|
Harta
|
Kewajiban
|
Modal
|
Pendapatan
|
Biaya
|
Penambahan
|
Debit
|
Kredit
|
Kredit
|
Kredit
|
Debit
|
Pengurangan
|
Kredit
|
Debit
|
Debit
|
Debit
|
Kredit
|
B.2.
Perbedaan Kerangka Akuntansi Islam dan Barat
T.E
Gambling dan R.A.A Karim (1986) menurut Teori Kolonial model jika ada
masyarakat islam, maka otomatis masayakatnya juga islam dan akuntansinya juga
islam. Dalam islam dikenal zakat sebagai upaya menyelesaikan masala social.
Akuntansi dalam islam sangat menekankan pada aspek social bukan hanya
kepentingan investor atau pemilik modal, seperti yang terlihat pada akuntansi
barat.Muhammada Akram khan (1992) tujuan akuntansi islam itu adalah mengitung
laba rugi yang tepat, mendorong dan mengikuti syariat islam, menilai efisiensi
manajemen, memeliki laoran yang baik, dan keterikatan pada keadilan dan
kebenaran.
Toshikabu
Hayashi (1995) pernar membahas akuntansi kapitalis, konsep akuntansi islam,
perhitungan zakat dan studi kasus Feisal Islamic Bank di Kairo dan praktik
bisnis di arab Saudi. Dalam membanding akuntansi islam dan akuntansi kapitalis,
hayashi mengemukakan perbedaaan mendasar antara keduanya. Akuntansi islam
memiliki “mete rule” yaitu hokum syariah yang digambarkan olah AL-Quran dan
Hadits, sedangkan akuntansi Kapitalis tidak memilki itu. Dia hanya bergantung
pada kepentingan user jaid sifatnya sangat local dan situasional.[8]
Dalam
massyarakat sosisalis, contohnya, tujuan dari akuntansi itu lebih ditekankan
kepada control oleh pemerintah pusat pada hamper semua kegiatan rakyat (Bailey
1988). Konsekuensinya adalah, nilai inilah yang menjadi design dalam memuat
system standar dalam akuntansi. Pemerintah pusat memilki wewenang sebagai
pengendali utama terhadap informasi yang akan disebarkan yang sangat jauh
berbeda dengan kebebsan individu dalam masyarakat kapitalis. Alas an dari
perbedaan akuntansi ini dijelaskan oleh hameed (2001) dalam sudut pandang dan
nilai yang berbeda akan melahirkan system ekonomi yang berbeda dan oleh karena
itu membutuhkan system akuntansi yang berbeda yang tentunya selalu konsisten
terhadapa nilai yang sudah disepakati bersama. Contoh Indonesia adalah
pancasila. Dalam Islma berarti al-Quran dan Hadits.
Perbedaan Akuntansi
Islam dan Barat
Islamic
Accounting Frameworks
|
West Accounting
Frameworks
|
l Ada variable
Zakat dan Ziswaf sebagai dasar kemaslahatan
l Ada konsep
halal Haram sebagai salah satu acuan dasar
l Berdasarkan
pada Nilai yang terkandung dalam Quran dan hadits
l Etika islam
focus pada dampak social yang terjadi karena ragamnya aktivitas
l Islam
menerapkan akuntabilitas publik
l Sudut pandang
islam langsng tertuju pada qualitas dan keseimbangan kehiudpan masyarakat
l Shariah melihat
hak individu sebagai yang kedua dan substitisu dari kepentingan umum.
l Harus sesuai
dengan prinsip dan etika syariah
|
l Tidak Ada
Konsep Zakat dan ZIswaf serta ltergantikan oleh bentuk CSR
l Dipengaruhi
oleh pandangan budaya barat, yang mengedepankan konsep berlebih-lebihan.
l Fokus pada
Kesejahteraan Individu
l Focus on
individual, preferences and economic utility.
l View on Self
interest and free-market economy.
l Sekuler, tidak
ada hubungan kegiatan ekonomi dan Tuhan.
l Sifatnya
situasional.
l Rentan praktek
MAGHRIB
l Bebas nilai
tak ada konsep halal dan haram
|
C.
Kesimpulan
C.1.
Peran Akuntansi Barat dalam Sudut Pandang Islam
Setelah
dilihat dari pembahasan diatas tentang system akuntanis kapitalis dan islam,
maka dapat diteukan bebrapa persolan. Hal itu utamanya berkaitan dengan hal
kepemilikan, konsep dasar , standard an metode akuntansi. Dalam teori akuntansi
syariah dapat meninggalkan kerangka akuntansi konvensional, namun didalam
sistemnya sudah dapat dibedakan. Adapaun kerangka tersebuat adalah teori
kepemilikan, teori kekayaaan dan fund theory.
Dalam
islam idealnya pencatatan akuntansi harus bertujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Dalam teri kepemilikan kita yakin bahwa semua harta dan semua
yang ada dilangirt dan di bumi hanyalah milik allah, manusia hanya menerima
titipan yang kelak akan dipertanggungjawabkan. Ilustrasi nilah yang harusnya
ada dalam benak setiap akuntan syariah. Selain itu dalam teorin kekayaan kita
mengenal nbhawa hanya ada 3 jenis harta manusia didunia yaitu apa yang dimakan
sekaraang (saat ini) dan itu pasti akan habis, apa yang kita pakai sekarang dan
itu pasti akan lusuh dan apa yang kita sedekahkan itulah yang akan menjadi
investasi akhirat. Dan semua itu sudah ada hadnya seperti yang diigngatakan
allah dalam firmanNya surat At-Takatsur (bermegah-megahan). Dam teori uang
islam hanya mengenal uang sebagai alat tukar bukans sebagai komoditi yang
fluktuasinya menyebabkan ketidakseimbangan market, islam sangat mendorong
produk sebagai bentuk muamalah yang komprehensif yang sesuai anjuran surat
alhujurat ayat 13.
Karakteristik
dalam aktivitas bisnis dalam islam seperti yang sudah dijelaskan diatasn bisa
dianggap sebagai paktek ideal bagi organisasi-organisasi profit maupun non
profit yang dikelolo oleh muslim. Dalam rangka untuk menjalankan operasionalnya
maka organissasi ilsam ini harus berani menerapkan system akuntansi islam. Apalagi
kini, praktek akuntnasi barat banyak mengalami kritik terutama terhadap
supportnya pada tujuan dari islam, dengan kata lain akuntasni barat masih
memilki banyak kekurangan untuk diterapkan dalam aktivitas ekonomi islam.
Secara
garis besar isu tentang cocok atau tidaknya akuntansi konvensional untuk
diterapkan dalam organisisi bisnis islam bisa dirangkum dalam 3 kategori yaitu:
kontradiksi terhdap ajaran islam, tidak relevan dengan tujuan akuntansi dalam
islam, dan kurang focus pada tujuan sosal ekonomi dalam islam.[9]
C.2.
Jangkauan Akuntansi Barat Pada Pengembangan Akuntansi Islam
Pada
dasarnya, ada 2 pendekatan yang bisa dipakai dalam mengembangkan akuntansi
islam. (1) Kembali pada Ajaran Islam (2) Berdasarkan akuntansi kontemporer yang
sejalan dengan ajaran islam.
2
pendekatan ini telah idcangakan oleh AAOIFI (1996) ketika peretma kali mereka
mengembangkan akuntansi bagi bank-bank islam. Setiap pendekatan tentu memliki
kelemahan dalam hal teori dan aplikasi untuk ebnar-benar merealisasikan tujuan
dan kamaslahatan dalam islam. Oleh karena itu, Hameed (2000) menganjurkan untuk
mengkombinasikan dua pendekatan diatas yang kemudia menjadi pendekatan baru
yang ketiga.[10]
Dari pembahasan diatas
didapatlah kesimpulan bahwa Jangkauan peran akuntansi barat pda pengembangan
akuntansi islam adalah;
1. Subjek
dari kontrak bisnis tidak boleh bertolak belaknag dengan syariat islam dan
aturan didalamnya. Dalam hal ini, sebagai mana telah disabdakan oleh Rasulullah
SAW bahwa setiap ketentuan yang bertentangan dengan Al-Quran itu ditolak dan
batal. Karena itu bisa menjadi jalan (usaha) untuk merusak nilai dan identitas
islam, dan tentunya menjadi jalan pintas bagi kalpitalis dan musuh islam untuk
melakukan penetrasi ideology mereka melalui pasar ekonomi
2. Item-item
yang ditetapkan harus sesuai dengan kesepakatan diantara 2 belak pihak
(akidaini), karena peran kontrak adalah
syarat dan dsar dan penting dan quran telah menjelaskan dalam 004:029 - 29. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
3. Klarifikasi
terhadap transkasi yang dilakukan harus benar-beanr sesuia dan ada antarodhin
minhum. Supaya tak berefk pada zholim yang akan menjai musiba dimasa yang akan
dating.
4. Acuan
yang biasa diambil dari akuntansi barat hanya bisa diambil dari perlakuan akun
dasar, seperti aktiva, modal dan kewajiban. Penyertaan dana zakat dan kegiatan
social tidak bisa mengacu pada barat karena pada dasarnya konsep kesejhateraan
sosail anatar isalm dan barat jelas sangat berbeda.
Referensi
Wiyono,
Slamet (2005), Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasar PSAK
dan PAPSI, Grasindo, Jakarta
Furyawardhana,
Firdaus, 2009, Akuntansi Syariah Mudah dan Sederhana Dalam Penerapan Lembaga
Keuangan Syariah, Pendidikan & Pelatihan PErbankan Syariah (PPPS)
Yogyakarta.
C.
Napier .(2007).Other Cultures, other
accountings? Islamic Accounting from past
to present, 5th Accounting History International Conference, Banff, Canada,
August 9-11.
Beekun
.R. I.(1997). “Islamic Business Ethics.
Herndon, Virginia” The International Institute of Islamic Thought
Manoocher
Khoramin (2002), The Conceptual Framework of Islamic Accounting, Department of
Accounting, Bandar Abbas Branch, Islamic Azad University, Bandar Abbas, Iran
Rizal
Yaya, WOULD THE OBJECTIVES AND CHARACTERISTICS OF ISLAMIC ACCOUNTING FOR
ISLAMIC BUSINESS ORGANIZATIONS MEET THE ISLAMIC
SOCIO-ECONOMIC OBJECTIVES?. JAAI VOLUME 8 NO. 2, DESEMBER 2004
Sofyan
Syafri Harahap (1997), Akuntansi Islam,
Jakarta BUMI AKSARA hal 145
Rizal
Yaya dan Shahul Hameed bin Mohd. Ibrahim, Objectives and Characteristics of
Islamic Accounting: Perceptions of Muslim Accounting Academicians in
Yogyakarta, Indonesia
https://asc.fasb.org/
diakses 22 Agustus 2014
[1] Sofyan Syafri Harahap
(1997), Akuntansi Islam, Jakarta BUMI
AKSARA hal 145
[2] Rizal Yaya dan Shahul Hameed
bin Mohd. Ibrahim, Objectives and Characteristics of Islamic Accounting:
Perceptions
of Muslim Accounting Academicians in Yogyakarta, Indonesia
[3] Muhammad (2002) Pengantar
AKuntansi Syariah. Jakarta Salemba Empata hal 105
[4] https://asc.fasb.org/ diakses tanggal 22
Agustus 2014
[6] STATEMENT BY THE BOARD OF
THE INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS COMMITTEE DECEMBER 2000
[8] Furyawardhana, Firdaus,
2009, Akuntansi Syariahb Mudah dan Sederhana Dalam Penerapan Lembaga Keuangan
Syariah, Pendidikan & Pelatihan PErbankan Syariah (PPPS) Yogyakarta. Hal 10
[9] Rizal Yaya, WOULD THE
OBJECTIVES AND CHARACTERISTICS OF ISLAMIC ACCOUNTING FOR ISLAMIC BUSINESS ORGANIZATIONS
MEET THE ISLAMIC SOCIO-ECONOMIC
OBJECTIVES?. JAAI VOLUME 8 NO. 2, DESEMBER 2004
[10] Ibid, 147
Intuit quickbooks customer support phone number
BalasHapusQuickbooks online telephone support number
BalasHapusQuickbooks online telephone number
https://goo.gl/sxPPyC
https://accounthelpsupport.yolasite.com/
intuit online help for accounting help
BalasHapusSupport phone number for accounting help
BalasHapusimport transactions into Quickbooks for accounting
BalasHapusQuickbooks assisted payroll support phone number for accounting business
BalasHapusquickbooks payroll customer support phone number for United States
BalasHapusQuickbooks help number in Yukon
BalasHapusQuickbooks error support number
BalasHapusQuickbooks point of sale support
BalasHapusQbdbmgrn not running on this computer
BalasHapusQuickbooks online contactfor Hawaii
BalasHapusQBDBMGRN not running error
Hp technical support phone number 18444361893
BalasHapusQuickBooks number read more
BalasHapusQuickBooks Canada enterprise Error 3371 : How to fix?
BalasHapus+1 (855) 924 9509 QUICKBOOKS CLOUD HOSTING SUPPORT NUMBER
BalasHapus"Quickbooks Cloud Hosting Support Number ? +1(855)924-9509, Call 24x7 Intuit QB USA/Canada TollFree for Cloud Hosting For Tech Help.Hosting QuickBooks is productive business approach written by: kimellen9 Business set the faster gateway to growth and development with QuickBooks accounting application.
http://www.quickbooksphonesupportnumber.com/quickbooks-cloud-hosting/
BalasHapus1+855 924 9509 QUICKBOOKS POS SUPPORT
There are multiple small businesses out there that require a reliable and trustworthy POS system to keep track of all the sales. One of the best to do it on the market is the Intuit QuickBooks powered by Revel Systems.
http://www.quickbooksphonesupportnumber.com/quickbooks-pos-support/
QuickBooks Desktop 2018 Support
BalasHapusQuickBooks 2018 Canada Download Support
BalasHapusCALL @ 1800-846-0916 QuickBooks Enhanced Payroll 2018 Support
BalasHapusquickbooks pos pro support. Get tech help
BalasHapus
BalasHapusQuickBooks Help: Call ☎1800-846-0916 and Get Assistance on Demand
https://youtu.be/FpbeFTXTbcM
BalasHapus