Diolah
oleh: Kang Maul
Adalah Handry Satriago seorang Doktor lulusan
Universitas Indonesia dan peraih gelar MBA dari Monash University, Australia,
saat menjadi pembicara dalam Indonesian
Knowledge Forum 2012. Berbicara dengan topik ”Kepemimpinan di Abad Ke-21”,
ia menjelaskan sebuah teori yang cukup unik mengenai pentingnya menaruh harapan
yang besar kepada kita semua.
Teori tersebut kemudian disebut pygmalion effect, dilakukan melalui
pengujian terhadap tiga kelompok yang memiliki kualitas sama. Kelompok pertama,
leader-nya memberikan ekspektasi
kepada anak buahnya bahwa mereka akan mampu mencapai kinerja sampai 120% dari
yang ditargetkan. Kelompok kedua, leader-nya
menyatakan anak buahnya hanyalah biasa saja, sehingga syukur kalau kinerjanya
80% dari yang ditargetkan. Sementara kelompok ketiga disebut control group, artinya tak ada
ekspektasi apa pun sehingga kelompok ini dianggap akan memperoleh 100% dari
targetnya.
Hasil penelitian tersebut, kelompok pertama
ternyata menghasilkan kinerja sangat baik, kelompok kedua kinerjanya payah,
sementara kelompok ketiga menjadi pembanding keduanya. Dari sinilah muncul
istilah self fulfilling prophecy, yaitu kalau kita
memberikan optimisme kepada orang lain, kinerjanya akan melebihi kapasitas
biasanya. Sementara kalau kita memberikan pesimisme, yang terjadi memang akan
lebih buruk dari yang seharusnya. Dengan melihat teori tersebut, pada akhirnya
kita bisa mengambil simpulan untuk tetap menjaga optimisme di kalangan kita
sendiri, di perusahaan tempat kita berusaha atau bekerja maupun di dalam kita
hidup bernegara ini.
Diolah dari:
http://budisansblog.blogspot.com/2012/10/self-fulfilling-prophecy_1.html
Ulasan yang bagus.
BalasHapusPembahasan yang serupa, monggo singgah:
http://www.dedysurya.com/self-fulfilling-prophecy-prasangka-yang-terwujud.html