Rabu, 05 Agustus 2015

Self Fulfilling Prophecy: Contoh dan Pengertian



Diolah oleh: Kang Maul

Adalah Handry Satriago seorang Doktor lulusan Universitas Indonesia dan peraih gelar MBA dari Monash University, Australia, saat menjadi pembicara dalam Indonesian Knowledge Forum 2012. Berbicara dengan topik ”Kepemimpinan di Abad Ke-21”, ia menjelaskan sebuah teori yang cukup unik mengenai pentingnya menaruh harapan yang besar kepada kita semua.

Teori tersebut kemudian disebut pygmalion effect, dilakukan melalui pengujian terhadap tiga kelompok yang memiliki kualitas sama. Kelompok pertama, leader-nya memberikan ekspektasi kepada anak buahnya bahwa mereka akan mampu mencapai kinerja sampai 120% dari yang ditargetkan. Kelompok kedua, leader-nya menyatakan anak buahnya hanyalah biasa saja, sehingga syukur kalau kinerjanya 80% dari yang ditargetkan. Sementara kelompok ketiga disebut control group, artinya tak ada ekspektasi apa pun sehingga kelompok ini dianggap akan memperoleh 100% dari targetnya.

Hasil penelitian tersebut, kelompok pertama ternyata menghasilkan kinerja sangat baik, kelompok kedua kinerjanya payah, sementara kelompok ketiga menjadi pembanding keduanya. Dari sinilah muncul istilah self fulfilling prophecy, yaitu kalau kita memberikan optimisme kepada orang lain, kinerjanya akan melebihi kapasitas biasanya. Sementara kalau kita memberikan pesimisme, yang terjadi memang akan lebih buruk dari yang seharusnya. Dengan melihat teori tersebut, pada akhirnya kita bisa mengambil simpulan untuk tetap menjaga optimisme di kalangan kita sendiri, di perusahaan tempat kita berusaha atau bekerja maupun di dalam kita hidup bernegara ini.

Diolah dari: http://budisansblog.blogspot.com/2012/10/self-fulfilling-prophecy_1.html

1 komentar:

  1. Ulasan yang bagus.
    Pembahasan yang serupa, monggo singgah:
    http://www.dedysurya.com/self-fulfilling-prophecy-prasangka-yang-terwujud.html

    BalasHapus