Kelompok : Cahyo Kartiko, Desy Ery K, Hendri Wijaya,
Maulana Hamzah
Pertanyaan 1: Prospek Agribisnis Ke Depan: Tantangan dan
Kesempatan
a. Apa
alasan Jim Rogers berpendapat demikian? Setujukah Anda dengan pendapatnya?
Jawaban:
Kami
setuju dengan pendapat Jim Rogers. Dia
berpendapat seperti itu karena dia mengamati harga produk-produk
pertanian belakangan ini yang cenderung terus mengalami kenaikan. Dan dia
meyakini bahwa harga ini akan terus naik dengan signifikan dalam beberapa
dekade mendatang dibandingkan dengan kenaikan harga di beberapa industri
lainnya. Kebutuhan akan produk pertanian meningkat sementara supply masih
relatif kurang untuk memenuhi kebutuhan pangan. Oleh karena itu persoalan
pangan akan menjadi permasalahan serius dimasa depan. Untuk menanggulangi
permasalahan itu, maka Rogers berpendapat bahwa dunia akan lebih membutuhkan
petani daripada banker.
Selain itu, munculnya masyarakat kelas
menengah (middle class) baru dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
sumber energi alternatif terbarukan atau bahan bakar nabati (biofuels) menjadi
salah satu faktor pendorong pertumbuhan industri pertanian beserta
turunan-turunannya. Terbukti pada saat pertumbuhan ekonomi keseluruhan
mengalami pelambatan, yaitu hanya sekitar 1,9%, pendapatan bersih industri
pertanian justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yaitu sekitar 20%
pada tahun 2011
.
b. Diskusikan
tentang tantangan dan kesempatan agribisnis di Indonesia. Sebutkan sumber sumber
pertumbuhan dari demand-side dan supply-side agribisnis di
Indonesia. Bagaimana menurut Anda strategi terbaik untuk meningkatkan daya
saing agribinis di Indonesia?
Jawaban:
Tantangan sekaligus kesempatan terbesar bagi sektor
agribisnis Indonesia adalah masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang sebentar lagi
akan dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Artinya akan terjadi pasar tunggal dan
basis produksi yang meliputi 10 negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia,
Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan
Filipina. ASEAN juga memiliki 6 mitra, yaitu China, Jepang, Korea Selatan,
India, Australia, dan Selandia Baru. Pasar tunggal dan basis produksi
masyarakat ekonomi ASEAN ditambah 6 negara mitra ini akan berimplikasi pada
bebasnya 5 lalu lintas ekonomi, yakni lalu lintas barang, lalu lintas jasa,
lalu lintas modal, lalu lintas investasi, dan lalu lintas tenaga kerja.
Kondisi tersebut memacu setiap negara ASEAN dan
negara mitra untuk berlomba-lomba dalam meningkatkan kapasitas ekonomi
negaranya agar mampu memanfaatkan potensi besar dari perdagangan bebas ASEAN.
Indonesia merupakan salah satu potensi pasar terbesar dibandingkan negara ASEAN
lainnya. Sekitar 250 juta atau hampir separuh dari jumlah populasi 10 negara
ASEAN yakni 557 juta jiwa. Kondisi demografis dan letak geografis Indonesia
yang strategis itu menjadikan Indonesia sebagai sasaran yang sangat empuk untuk
target pasar barang dan jasa negara ASEAN lainnya. Di sisi lain, Indonesia juga
memiliki peluang untuk memanfaatkan perdagangan bebas ASEAN untuk kesejahteraan
rakyatnya dengan memaksimalkan sumber daya alam yang dimilikinya.
Salah satu sektor yang dapat diunggulkan Indonesia
sebagai senjata dalam menghadapi MEA adalah sektor agribisnis yang meliputi sektor pertanian plus manufaktur
berbasis hasil pertanian dan pemasaran. Pemilihan sektor tersebut karena faktor
kapasitas sumberdaya agribisnis Indonesia yang berlimpah, seperti iklim tropis
yang memungkinkan sebagian tanaman berproduksi sepanjang waktu, luas areal
pertanian yang luas serta jumlah sumberdaya manusia yang bekerja pada sektor
pertanian yang cukup banyak. Selain itu, faktor utama pemilihan agribisnis
sebagai sektor unggulan adalah jumlah penduduk Indonesia yang cukup banyak
sebagai potensi pasar domestik bagi produk agribisnis yang dihasilkan. Pasar
agribisnis domestik berpotensi untuk terus tumbuh sejalan dengan peningkatan
perekonomian nasional. Untuk menyiapkan sistem agribisnis yang kuat
dalam menghadapi MEA mendatang maka perlu adanya beberapa strategi yang dapat
dilakukan antara lain yaitu:
Ø
Pengembangan kolaborasi
multi pemangku kepentingan (interaksi antara pelaku agribisnis, pemerintah dan
universitas) pada suatu aglomerasi basis produksi dan jejaring rantai pasok
pertanian. Kolaborasi tersebut diawali dengan adanya kebutuhan atau permintaan
pasar dari pelaku manufaktur dan pemasaran yang difasilitasi oleh universitas
dan pemerintah dalam bentuk pendampingan intensif kepada para produsen.
Ø
Pengembangan sistem
logistik pertanian yang terdiri atas infrastruktur, tata kelola atau
kelembagaan, layanan jasa logistik serta pelaku logistik. Sistem logistik
pertanian tersebut harus mampu menghubungkan secara efektif dan efisien antara
produsen di pedesaan dengan pusat konsumen di dalam negeri ataupun di luar
negeri. Sistem rantai pendingin menjadi prasyarat dalam pengembangan sistem
logistik pertanian tersebut.
Ø
Reorientasi penelitian
dan pengembangan pertanian yang dilakukan pemerintah dan universitas di
Indonesia dari “orientasi peneliti” menjadi “orientasi pengguna”. Dengan
demikian, perumusan masalah penelitian dilakukan secara bersama (kolaborasi)
dengan para pengguna, seperti petani, agroindustri dan pemasar hasil pertanian.
Ø
Peningkatan kapasitas
lembaga pembiayaan (perbankan dan non perbakan) dalam manajemen resiko
pertanian atau agribisnis yang diintegrasikan dengan manajemen resiko
pembiayaan.
Ø Pengembangan sistem manajemen keamanan pangan dari mulai
produsen sampai konsumen akhir (from farm to table).
Pertanyaan 2: Perusahaan Agribisnis Kelas Dunia
Archer Daniel Midlands, Dow Chemical, Merck, CHS, Dupont, John Deere, Tyson
Foods,
TIAA/CREF, Eli Lilly, Land O’Lakes, Monsanto, Smithfield Foods, Mosaic,
AGCO, Seaboard,
CF Industries dan The Andersons.
a. Carilah
di interet peringkat terbaru (2014) 500 perusahaan terbesar di AS menurut
majalah FORTUNE tersebut. Apakah perusahaan-perusahan agribisnis di atas tetap
berada dalam daftar 500?
Jawaban :
Perusahaan-perusahaan tersebut masih masuk 500 Fortune
tahun
2014
dan sebagian besar mengalami kenaikan dan penurunan tingkat, hanyaArcher Daniel
Midland dan Tyson Foods saja bisa stabil di ranking 27 dan 93.
Berikut peringkatnya :
Sumber :
http://fortune.com/global500/
b. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi dinamika kinerja perusahaan agribinis kelas
dunia
di atas?
Jawaban :
Faktor factor penyebab
terjadinya dinamika kinerja sebuah perusahaan bisa disebabkan oleh banyak hal
yang sangat variatif. Sebagaimana metodologi
pemeringkatan yang mengacu pada pencapaian pendapatan tahunan (gross
revenue after adjustment), maka dinamika perubahan peringkat perusahaan-perusahaan
tersebut tentu saja mencerminkan kedudukan pencapaian pendapatan tahun 2013
secara relatif dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Banyak faktor
yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan-perusahaan agribisnis yang pada
akhirnya menentukan daya saing perusahaan tersebut baik dari aktivitas
operasional, aktivitas investasi, maupun aktivitas pendanaan.
Berikut factor-faktor penyebab yang mempengaruhi
dinamika kinerja perusahaan agrobisnis di atas :
1. Peningkatan performa Dow Chemical dari tahun sebelumnya
disebabkan karena terjadinya transformasi fokus bisnis perusahaan dari
komiditas menjadi "a vertically integrated science company focused on
speciality materials, agriculture, and specialty
plastics.
2. Menurunnya
kinerja Merck hingga 53% disebabkan secara umum karena menurunnya tingkat profitabilitas akibat pelemahan margin
usaha dan kondisi pasar yang kurang mendukung. Penjualan produk dihampir
semua divisi mengalami perunan. Secara khusus penurunan juga disebabkan karena
adanya restrukturisasi dan pengurangan portofolio produk dan penjualan asset perusahaan.
3. Peningkat kinerja CHS pada 2014
dilaporkan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, naiknya profit
disebabkan karena dua usaha patungan pengolahan makanan yang mencatat
peningkatan profitabilitas sebanyak $108.800.000. Kontribusi penting itu adalah
aset Penggilingan Horizon yang diperbaharui dengan melakukan joinventure
bersama Ardent Mills hingga keseluruhan kinerja bisnis sangat kuat.s
Pertanyaan 3: Peranan Agribisnis dalam Perekonomian
(a) Agribisnis memiliki peranan yang sangat
signifikan dalam perekonomian di negara-negara maju maupun di negara-negara
berkembang. Berikanlah penjelasan mengenai hal tersebut dan jelaskan pula
perbedaan mendasar mengenai kinerja agribisnis di negera-negara maju dan
berkembang.
Jawaban :
Agribisnis
mempunyai peranan yang sangat penting sehingga mempunyai nilai strategis dalam
perekonomian sebuah negara, baik di negara maju maupun negara yang berkembang.
Peranan agribisnis tersebut meliputi beberapa aspek sebagai berikut :
- Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto).
- Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar.
- Peranan agribisnis dalam perolehan devisa. Selama ini selain ekspor migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia.
- Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan (equity). Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’ yang digunakan dalam menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora dan fauna, serta sumber daya manusia. Untukmewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan ‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan sumber daya tersebut, yaitu agribisnis.
- Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air memiliki potensi melestarikan lingkungan hidup.
Peranan agribisnis dalam perekonomian sebuah dapat diukur dengan
berbagai indikator diantaranya :
- Kontribusi dalam pembentukan GDP
- Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja
- Kontribusi dalam perdagangan internasional
- Kontribusi dalam pembangunan ekonomi daerah
- Kontribusi dalam ketahanan pangan nasional
- Kontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup
- Kontribusi dalam pemerataan hasil pembangunan
- Kontribusi dalam pembangunan ekonomi makro secara nasional
Kontribusi tersebut juga tercermin pada data
kontribusi agribisnis terhadap ekonomi nasional (tabel1) dimana sektor
agribisnis yang terbagi menjadi agro industri dan pertanian menyumbang 46,5 % terhadap PDB. Kontribusi
tersebut sedikit menurun dari tahun 1998 yang sebesar 52,5%. Sedangkan
penyerapan tenaga kerja mencapai 74,3%, meningkat dibandingkan tahun 1998 yang
sebesar 72,9%.
Tabel: 1 Kontribusi Agribisnis terhadap
Ekonomi Nasional (1995, 1998 dan 2003)
Uraian
|
1995
|
1998
|
2003
|
a. Pertanian
|
|
|
|
Kontribusi terhadap PDB nasional (%)
|
17.47
|
18.85
|
15.90
|
Kontribusi terhadap ekspor nasional (%)
|
1.62
|
1.66
|
2.70
|
Penyerapan tenaga kerja (%)
|
57.86
|
44.96
|
46.40
|
Multiplier pendapatan
|
0.90
|
0.93
|
1.44
|
Multiplier kesempatan kerja
|
1.24
|
1.73
|
1.33
|
b. Agroindustri
|
|
|
|
Kontribusi terhadap PDB nasional (%)
|
14.58
|
17.19
|
20.80
|
Kontribusi terhadap ekspor nasional (%)
|
34.74
|
49.22
|
30.90
|
Penyerapan tenaga kerja (%)
|
7.24
|
8.75
|
9.30
|
Multiplier pendapatan
|
3.28
|
2.32
|
3.13
|
Multiplier kesempatan kerja
|
8.66
|
5.64
|
6.28
|
c. Agribisnis
|
|
|
|
Kontribusi terhadap PDB nasional (%)
|
47.58
|
52.48
|
46.50
|
Kontribusi terhadap ekspor nasional (%)
|
49.22
|
56.50
|
48.50
|
Penyerapan tenaga kerja (%)
|
77.10
|
72.88
|
74.30
|
Multiplier pendapatan
|
2.33
|
2.04
|
2.42
|
Multiplier kesempatan kerja
|
0.35
|
1.73
|
2.00
|
Sumber :
Tabel I-O Indonesia, BPS (1993, 1998, 2005) data diolah
Perbedaan mendasar kinerja
agribisnis antara negara maju dan negara berkembang diantaranya adalah dalam
hal keunggulan daya saing yang ditentukan oleh kemampuan mendayagunakan
keunggulan komparatif yang dimiliki mulai dari hulu sampai hilir, dalam
menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pendayagunaan
keunggulan sisi penawaran ditujukan untuk memenuhi keinginan konsumen.
Kemampuan untuk menyediakan
produk yang berkembang, sangat menentukan keunggulan bersaing di pasar
internasional. Negara-negara agribisnis, seperti Australia dan selandia Baru,
mampu bersaing di pasar interansional disebabkan kemampuan negara tersebut
dalam menjual apa yang diinginkan konsumen bukan menjual apa yang dihasilkan.
Sedangkan di negara-negara berkembang,
kinerja sektor agribisnis lebih ditekankan pada sisi produksi yang masih
mengandalkan pada kemampuan produksi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
dimiliki dan belum terfokus kepada kebutuhan pasar terhadap produk agribisnis.
Daya saing produk agribisnis di negara
maju yang tinggi salah satunya ditunjuk oleh nilai ekspor bahan pangan yang
dhasilkan oleh negara-negara maju baik di Eropa, Amerika dan di negara Asia
seperti Thailand yang lebih tinggi dibandingkan negara berkembang seperti
Indonesia sebagaimana tabel di bawah.
Tabel Perkembangan nilai ekspor
bahan pangan dan pangsa ekspor produk hortikultura, 1980-1999
|
||||||
|
||||||
Uraian
|
Dunia
|
Eropa
|
USA
|
Asia
|
Lainnya
|
Indonesia
|
Nilai ekspor bahan pangan di luar
produk
|
||||||
perikanan (juta US$)
|
||||||
1980
|
156,810
|
65,678
|
31,575
|
16,676
|
42,882
|
483
|
1989
|
196,513
|
98,061
|
29,662
|
25,829
|
42,961
|
927
|
1999
|
284,326
|
136,910
|
37,436
|
41,403
|
68,576
|
3,057
|
Pertumbuhan (%/tahun)
|
||||||
1980-1989
|
2.82
|
4.98
|
0.73
|
5.29
|
0.23
|
12.56
|
1990-1999
|
3.38
|
2.64
|
3.47
|
5.64
|
4.02
|
16.11
|
Pangsa nilai ekpor sayuran dan
buah
|
||||||
terhadap nilai ekspor bahan pangan
(%)
|
||||||
1980
|
17.20
|
19.10
|
9.70
|
35.30
|
12.90
|
12.10
|
1989
|
21.40
|
20.50
|
13.10
|
35.70
|
20.80
|
17.50
|
1999
|
25.00
|
24.00
|
20.20
|
31.40
|
25.90
|
12.20
|
Pertumbuhan (%/tahun)
|
||||||
1980-1989
|
3.17
|
1.26
|
6.71
|
0.68
|
6.05
|
6.96
|
1990-1999
|
0.37
|
0.93
|
1.69
|
(2.81)
|
0.79
|
(10.26)
|
Sumber:
Diolah dari FAO statistics, dalam Irawan, 2003
(b) Apakah yang dimaksud dengan “multifunctional
role of agriculture”? Jelaskan.
Jawaban :
“Multifunctional role of agriculture” atau peran multifungsi pertanian adalah istilah yang digunakan untuk
menunjukkan secara umum pertanian yang dapat menghasilkan berbagai output
non-komoditas selain makanan.
Definisi kerja multifungsi yang digunakan oleh The
Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) berasosiasi dengan karakteristik tertentu dari
proses produksi pertanian dan outputnya
yang meliputi :
1.
Adanya beberapa komoditas dan
non-komoditas output yang diproduksi bersama oleh pertanian. Misalnya produksi
komoditi/barang , meliputi makanan dan serat (food and fiber), transformasi produk (tidak dalam bentuk mentah
lagi), agrowisata daerah pedesaan, dan produk lain yang bisa dipasarkan.
2.
Bahwa beberapa output non-komoditas
dapat menunjukkan karakteristik eksternalitas atau barang publik. Misalnya keamanan dan ketahanan pangan, lahan pedesaan,
tradisi dan budaya pedesaan, keanekaragaman biologi, konservasi tanah, dan
modal sosial.
Dalam definisi WTO multifungsi, perlindungan lingkungan, pelestarian
lansekap, lapangan kerja di pedesaan, dan ketahanan pangan . Hal ini dapat secara luas diklasifikasikan sebagai manfaat bagi masyarakat,
budaya, ekonomi nasional secara keseluruhan, keamanan nasional, dan lainnya. Misalnya, selain menyediakan makanan
dan produk yang diturunkan dari tanaman untuk penduduk, pertanian juga menyediakan
lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan dan berkontribusi pada kelangsungan
hidup daerah, membuat suplai makanan yang lebih stabil, dan menyediakan output
lingkungan dan pedesaan lainnya yang diinginkan.
Menurut Suntoro, 2006, peran multifungsi
pertanian adalah sebagai berikut: (1) Penjaga ketahanan pangan yang meliputi
kecukupan pangan, distribusi pangan, dan keamanan pangan. Lahan sawah dan lahan
kering kita mampu manyediakan 85% hingga 100% kebutuhan beras`dalam negeri; (2)
Penyedia jasa lingkungan, seperti mitigasi banjir, pengendali erosi,
pemeliharaan pasokan air tanah, penambat karbon dan gas rumah kaca, penyegar
dan penyejuk udara, mempertahankan keanekaragaman hayati, dan pendaur ulang
limbah organik; (3) Penyedia lapangan kerja bagi sekitar 44 % angkatan kerja
Indonesia; (4) Untuk mempertahankan nilai sosial budaya dan daya tarik
pedesaan; dan (5) Penyangga kestabilan ekonomi dalam keadaan krisis dan
penanggulangan kemiskinan.
Sehingga
dapat dikatakan bahwa pertanian itu mempunyai banyak fungsi, tidak hanya
sebatas memproduksi bahan pangan. Fungsi tersebut misalnya menjaga kelestarian
alam, pelestarian budaya, menjaga keanekaragaman hayati,penyedia lapangan
kerja, dan lain-lain.
(c) Berdasarkan hasil-hasil penelitian dinyatakan
bahwa semakin maju suatu negara (semakin tinggi pendapatan per kapita-nya),
maka sumbangan relatif sektor agribisnis (agromanufacturing dan agro-services)
terhadap GDP juga semakin besar, sementara sumbangan relatif sektor pertanian
terhadap GDP semakin kecil.
Karena sumbangan
relative sektor pertanian semakin lama semakin kecil seiring dengan peningkatan
pendapatan perkapita, benarkah bahwa ke depan sektor pertanian sebaiknya tidak
diprioritaskan.
Jawaban
:
Menurut pendapat kami, meskipun secara
empiris kontribusi sektor pertanian menunjukkan kecenderungan penurunan
terhadap pendapatan perkapita namun tetap menjadi prioritas mengingat sektor
pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan
nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan devisa negara,
penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan
kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta
optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Pada saat negara mengalami krisis
ekonomi, sebagaimana yang dialami oleh Indonesia dan Thailand, sektor pertanian
memberikan kontribusi penting terhadap Produk Domestik Bruto yang ditunjukan dengan adanya pertumbuhan
positif pada sektor pertanian dam sementara terjadi penurunan pada sektor yang
lain. Dalam jangka panjang, pengembangan lapangan usaha pertanian difokuskan
pada produk-produk olahan hasil pertanian yang memberikan nilai tambah bagi
perekonomian nasional, seperti pengembangan agroindustri. Salah satu lapangan
usaha pertanian yang berorientasi ekspor dan mampu memberikan nilai tambah
adalah sektor perkebunan. Indonesia sebagai negara agraris, pada tahun 2003
sektor pertanian mampu mempekerjakan angkatan kerja terbanyak dibandingkan
dengan sektor lain. Pertanian juga menyediakan sebagian besar kebutuhan pangan
seluruh rakyat. Pertanian telah berhasil menopang perekonomian dan ketahanan
pangan nasional.
Pertanyaan 4: Daya Saing Perusahaan Agribisnis
a.
Menurut
Anda, apakah CP Group tumbuh, berkembang dan mapan seperti sekarang
bertumpu kepada
prinsip-prinsip “economies of scale”, “economies of scope” dan
“research and development”? Jelaskan ketiga prinsip tersebut.
Jawaban:
Secara definisi, Economies
of scale adalah semakin banyak volume out put maka biaya rata-rata produksi
semakin kecil sehingga keuntungan semakin besar. Deskripsinya:
Seiring dengan
terjadinya peningkatan output, biaya rata-rata perusahaan untuk menghasilkan output
akan cenderung menurun, setidaknya dalam beberapa hal atau input produksi.
Hal ini terjadi dikarenakan beberapa alasan seperti:
- Jika perusahaan beroperasi pada skala yang lebih besar, pekerja dapat mengkhususkan diri dalam kegiatan di mana mereka paling produktif
- Skala dapat membuat pekerjaan lebih fleksibel. Dengan adanya variasi dari kombinasi input yang digunakan untuk menghasilkan output perusahaan, manajer dapat mengatur proses produksi yang lebih efektif
- Perusahaan mungkin dapat memperoleh beberapa input produksi dengan biaya yang lebih rendah karena mereka membeli dalam jumlah besar. Kombinasi dari input mungkin berubah jika manajer mengambil keuntungan dari input biaya lebih rendah.
Namun, pada suatu titik
tertentu, kemungkinan biaya rata-rata produksi akan mulai meningkat dengan output
bisa saja terjadi. Terdapat beberapa alasan yang mengakibatkan perubahan ini,
yaitu:
- Dalam jangka pendek, ruang pabrik atau kapasitas pabrik dan mesin membuat lebih sulit bagi para pekerja untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif
- Mengelola perusahaan yang lebih besar mungkin menjadi lebih kompleks dan tidak efisien karena jumlah tugas yang semakin banyak
- Keuntungan membeli dalam jumlah besar mungkin telah menghilang setelah mencapai jumlah tertentu. Pada titik tertentu, pasokan yang tersedia untuk input pokok mungkin terbatas, dan hal ini akan mendorong biaya yang akan dikeluarkan menjadi lebih banyak.
Hal diataslah yang
disebut dengan analisis long run dan short run. Dimana dalam
analisis inilah kemudian diketahui atau ditemukan suatu istilah yang dinamakan economies
of scale, yaitu situasi dimana output yang dihasilkan atau
didapatkan oleh perusahaan bisa 2 kali lebih banyak dari sebelumnya, tanpa
membutuhkan biaya sebesar 2 kali lipatnya.
Kasus
CP Group
Praktek economies of
scale sangat lumrah dilakukan dalam dunia industry, termasuk bidang agro
industry. CP GROup yang merupakan grup perusahaan multinasional yang bergerak
dibidang agro industry, juga telah menerapkan prinsip economies of Scale.
Charoen Pokphand Group
(CP Group) adalah perusahaan multinasional terkemuka, dengan diversifikasi usaha
yang luas, dan berpusat di Thailand. Secara historis aktivitas utama CP Group
adalah dalam sektor agribisnis yang mencakup produksi pakan
ternak dan produk-produk unggas terkemuka di dunia. Praktek economic scale
terlihat dari skala produksi yang besar dengan petugas yang ahli dibidangnya
masing-masing.
Biaya produsi untuk
semua jenis proses industry dari pembibitan/ bahan mentah, processing, hingga
menghasilkan beragam output produk yang punya value added. Dapat ditekan
sehingga mamp menghasilkan ragam diversifikasi produk yang berkulaitas namun
dengan biaya yang lebih murah.
Dalam beberapa tahun
terakhir, CP Group telah melakukan diversifikasi usaha ke sektor
telekomunikasi. Dengan adanaya diversifikasi ini memberikan dampak secara tidak
langsung pada aspek keuangan perusahaan. Dengan keberhasilan penggunaan Sistem
informasi operasional perusahaan lebih
terukur sehingga efisiensi akan tercapai dan hal tersebut akan membantu
perusahaan mencapai economies of scale yang secara simultan membawa
perusahaan untuk memiliki daya saing yang tangguh.
---------
Economies of scope
secara definisi adalah apabila perusahaan menghasilkan beragam jenis out put
maka biaya rata-rata produksinya akan semakin kecil. Secara deskriptif berarti
ituasi dimana joint output dari satu perusahaan lebih besar dibandingkan
dengan output yang akan dicapai oleh dua perusahaan berbeda yang
memproduksi barang yang sama. Atau singkatnya dimana satu perusahaan
memproduksi lebih dari 1 jenis barang. Untuk mengukur derajat dari economies
of scope, kita harus tahu berapa persen dari biaya produksi yang
disimpan/tersimpan ketika dua atau lebih produk barang diproduksi secara
bersama sama dibandingkan secara individual (satu perusahaan memproduksi 1
jenis barang).
Dalam economies of
scale, pengurangan biaya rata rata produksi digunakan untuk menambah total
produksi dalam jenis barang yang sama, sedangkan untuk economies of scope,
penurunan biaya rata rata produksi akan digunakan untuk memproduksi 2 jenis
barang atau lebih. Maka dalam perusahaan akan ada keragaman hasil produksi.
PT Charoen Pokphand Juga
telah menerapkan Parktek Economis Scope dimana dlam video dikelas, kita bisa
melihat dari produk ayam saja ada beberapa diversifikasi produk hilirnya. Dari
Frozen meat, Fried Chicken dalam kemasan, telur organic, baik dalam bentuk
cangkang, ato sudah dikemas dalam kemasaan khusus. Dengan adanya system end to
end yang baik, CP Gropu juga mampu menyalurkan setiap jenis produknya ke pasar
yang sesuai dengan segmennya. Dari sini kita bisa melihat, Dengan adanya
penurunan biaya rata-rata produksi, CP Group mampu mengembangkan beragam produk
sesuai permintaan masing-masing segmen pasar.
----------------
research and
development secara bahasa
berarti riset dan pengembangan. Hal ini merupakan divisi khusu dalam
setiap industry yang sudah berkembang. Persaingan usaha yang semakin ketat
membuat perusahaan harus selalu memliki inovasi untuk merebut dan
mempertahankan pangsa pasar. Termasuk CP Group. Perusahaan multinasional ini
menyadaari bahwa prinsip econmise of scale dan economies of scope tidak cukup
untuk eksis barrsaing dizaman globalisasi.
Ragamnya pasar, dan ragamnya pilihan produk membuat CP Group terus
melakuakn riset dan penegmbangan produk. Baik dari input hingga outut luaran.
Dari pembibitan yang baik hingga proses pasca panen. Dari pengolahan yang sistematis
hingga pelayanan ke customer.
Terlebih lagi, peternakan dan perkebunaan adalah bisnis yang sangat
tergantung sama alam. Maka riset terus dilakukan guna mengimbangi prubahan
cuaca yang kian ekstrem. Guna tetap bisa menghasilkan produk yang sehat, baik
dan berkulaitas bagi kebutuhan pasar.
(b)
Faktor-faktor lain apakah yang membuat perusahaan seperti CP Group memiliki
prestasi atau kinerja berkelas dunia? Jelaskan.
Jawaban
:
Salah satu factor
suskes usaha agro-business di CP Group adalah komitmen untuk terlibat dalam
seluruh rantai produksi, mulai dari formulasi pakan ternak hingga peternakan
ayam hingga produk olahan dengan nilai tambah. Pendekatan ini terbukti sukses
dalam memastikan keunggulan supply produk untuk diri sendiri maupun untuk
permintaan industri lainnya dengan kualitas yang konsisten dari pakan ternak
dan produk ayam olahan di negeri ini. Pakan ternak adalah landasan utama bisnis
Perseroan. Perseroan memastikan sebagai produsen terbesar dan tersukses di
bidang pakan ternak berkualitas tinggi.
Jaringan luas dari
distributor dan agen yang etrdapat diberbagai negara membuat CP Group memiliki
kemudahan dan kecepatan dalam memasarkan beagam produknya.
(c)
Apakah perusahaan melakukan vertical integration dalam usahanya? Jelaskan.
Jawaban
:
Berbicara mengenai vertical integration tidak akan
pernah lepas dengan konsep value chain. Value Chain adalah serangkaian
aktivitas yang harus dipenuhi untuk menciptakan suatu produk mulai dari bahan
baku sampai produk tersebut didistribusikan ke tangan pelanggan. Vertical
integration terjadi ketika kebutuhan akan aktivitas dalam perusahaan (dalam
penciptaan produk tersebut) mampu dipenuhi oleh grup perusahaan.
Iya. CP Group sangat terkenal dengan praktek
vertical integration yang memebuat perusahaan ini tumubuh dan berkembang
menjadai beberapa perusahaaan yang saling mendukung. Dari peternakan,
perkebunan, telekomunikasi, retailer, whole saler, breeding farms, slaughterhouses, processed
foods production, hingga restoran. Sehingga dari hulu ke hilir memiliki
Dalam teorinya: setidaknya, ada tiga jenis vertical
integration, yaitu (1) Full Integration, (2) Tapered/Partial Integration, dan
(3) Quasi Integration:
- Full integration terjadi ketika kebutuhan aktivitas mampu dipenuhi seluruhnya oleh supplier dalam grup perusahaan. Misalnya, PT. Bogasari mampu menyuplai seluruh kebutuhan tepung terigu untuk pembuatan mie instant di Indofood.
- Tapered/Partial Integration terjadi ketika tidak seluruh kebutuhan aktivitas mampu dipenuhi oleh grup perusahaan. Misalnya, hanya 50% kebutuhan terigu mampu disuplai oleh Bogasari, sedangkan 50% lainnya di dapat dari perusahaan penghasil terigu di luar grup perusahaan.
- Quasi Integration terjadi ketika perusahaan mengembangkan hubungan istimewa dengan mitra bisnisnya (supplier, distributor, dll) untuk mendukung value chain, tetapi perusahaan itu bukan dalam lingkup menguasai/mengontrol mitra bisnis-nya. Quasi integration biasa dilakukan dalam bentuk special agreement. Posisi kedua perusahaan adalah di antara kontrak jangka panjang dengan kepemilikan.
Pertanyaan 5: Peningkatan Nilai Tambah Agribisnis
a. Menurut
Anda faktor apa saja yang menjadi kunci sukses perusahaan-perusahaan seperti PT
Belfood, PT Malindo Food Delight, PT Charoen Pokphand Indonesia dan PT Japfa Comfeed
Indonesia dalam memanfaatkan prinsip "value ladder", yaitu
mengembangkan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan makanan (sosis, susu,
bakso, nuggett dan lainlain)?
Beberapa
kunci sukses perusahaan-perusahaan tersebut antara lain adalah:
Ø Kejelian dalam menganalisa peluang,
memperhitungkan resiko, dan ketepatan menganalisa pergerakan pasar.
Ø Memiliki keinginan, keberanian dan
ulet dalam berusaha di bisnis yang terbilang masih baru ini di Indonesia.
Ø Gencar dalam melakukan promosi dan
pricing yang kompetitif dengan segmentasi pasar.
Ø Diversifikasi produk yang cukup
beragam dan kualitas produk yang relatif konsisten terjaga dengan baik.
Ø Research and development yang
kontinu dilakukan untuk menghindari kejenuhan pasar akan produk yang itu-itu
saja.
b. Ketika
berkunjung ke gerai Starbucks di beberapa negara seperti misalnya di Singapura
dan Malaysia, betapa bangganya kita bahwa susu yang digunakan oleh Starbucks
merupakan produk perusahaan Indonesia bermerek Greenfield, yang diproduksi oleh
perusahaan susu group PT Japfa Comfeed Indonesia. Seperti diketahui bahwa
Greenfield lebih banyak dipasarkan ke luar negeri, seperti Singapura, Hong
Kong, Malaysia, Korea, Jepang, Uni Soviet dan Timur Tengah. Komposisi
Greenfield saat ini 70% ekspor dan 30% dalam negeri. Menurut Anda faktor-faktor
apa saja yang membuat susu Greenfield berhasil menembus pasar ekspor? Perlu
juga diketahui bahwa pada saat ini Indonesia masih mengimpor susu sebanyak 70
persen dari kebutuhan nasional. Dalam situasi seperti ini, PT Japfa malah
berhasil menembus pasar ekspor.
Jawaban :
Faktor faktor yang membuat susu Greenfield berhasil menembus pasar ekspor
adalah :
- Memiliki deferensiasi produk yang kuat. Masih sedikit produsen susu yang memproduksi dan menjual jenis susu premium seperti greenfield. Kualitas premium tersebut telah diakui oleh berbagai sertifikasi tingkat internasional.
- Memiliki fasilitas pemerahan susu dengan teknologi tinggi dimana proses pemerahan susu terjamin sangat higienis (tanpa sentuhan tangan manusia) sehingga menjamin produk yang dihasilkan berkualitas tinggi sesuai standart ekspor dan standart internasional.
- Gaya hidup sehat yang telah menjadi gaya hidup ekspatriat dan gaya hidup masyarakat internasional menjadikan produk greenfield yang merupakan susu murni lebih mudah diterima dipasar internasional.
- Masuknya greenfield sebagai satu-satunya produk compliment susu di Starbuck yang notabene adalah gerai kopi multinasional menjadi seling power yang sangat signifikan di pasar internasiona
Download Soalnya dalam bentuk PDF disini
Download Jawabannya dalam bentuk PDF disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar