Minggu, 07 Desember 2014

LEMBAR JAWABAN UJIAN Akhir SAG EK-18




Kelompok : Cahyo Kartiko, Desy Ery K, Hendri Wijaya, Maulana Hamzah

Pertanyaan 1: Prospek Agribisnis Ke Depan: Tantangan dan Kesempatan
a.      Apa alasan Jim Rogers berpendapat demikian? Setujukah Anda dengan pendapatnya?

Jawaban:
Kami setuju dengan pendapat Jim Rogers. Dia  berpendapat seperti itu karena dia mengamati harga produk-produk pertanian belakangan ini yang cenderung terus mengalami kenaikan. Dan dia meyakini bahwa harga ini akan terus naik dengan signifikan dalam beberapa dekade mendatang dibandingkan dengan kenaikan harga di beberapa industri lainnya. Kebutuhan akan produk pertanian meningkat sementara supply masih relatif kurang untuk memenuhi kebutuhan pangan. Oleh karena itu persoalan pangan akan menjadi permasalahan serius dimasa depan. Untuk menanggulangi permasalahan itu, maka Rogers berpendapat bahwa dunia akan lebih membutuhkan petani daripada banker.

Selain itu, munculnya masyarakat kelas menengah (middle class) baru dan kesadaran masyarakat akan pentingnya sumber energi alternatif terbarukan atau bahan bakar nabati (biofuels) menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan industri pertanian beserta turunan-turunannya. Terbukti pada saat pertumbuhan ekonomi keseluruhan mengalami pelambatan, yaitu hanya sekitar 1,9%, pendapatan bersih industri pertanian justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yaitu sekitar 20% pada tahun 2011
.

b.      Diskusikan tentang tantangan dan kesempatan agribisnis di Indonesia. Sebutkan sumber sumber pertumbuhan dari demand-side dan supply-side agribisnis di Indonesia. Bagaimana menurut Anda strategi terbaik untuk meningkatkan daya saing agribinis di Indonesia?
Jawaban:
Tantangan sekaligus kesempatan terbesar bagi sektor agribisnis Indonesia adalah masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang sebentar lagi akan dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Artinya akan terjadi pasar tunggal dan basis produksi yang meliputi 10 negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Filipina. ASEAN juga memiliki 6 mitra, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru. Pasar tunggal dan basis produksi masyarakat ekonomi ASEAN ditambah 6 negara mitra ini akan berimplikasi pada bebasnya 5 lalu lintas ekonomi, yakni lalu lintas barang, lalu lintas jasa, lalu lintas modal, lalu lintas investasi, dan lalu lintas tenaga kerja.

Kondisi tersebut memacu setiap negara ASEAN dan negara mitra untuk berlomba-lomba dalam meningkatkan kapasitas ekonomi negaranya agar mampu memanfaatkan potensi besar dari perdagangan bebas ASEAN. Indonesia merupakan salah satu potensi pasar terbesar dibandingkan negara ASEAN lainnya. Sekitar 250 juta atau hampir separuh dari jumlah populasi 10 negara ASEAN yakni 557 juta jiwa. Kondisi demografis dan letak geografis Indonesia yang strategis itu menjadikan Indonesia sebagai sasaran yang sangat empuk untuk target pasar barang dan jasa negara ASEAN lainnya. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki peluang untuk memanfaatkan perdagangan bebas ASEAN untuk kesejahteraan rakyatnya dengan memaksimalkan sumber daya alam yang dimilikinya.

Salah satu sektor yang dapat diunggulkan Indonesia sebagai senjata dalam menghadapi MEA adalah sektor agribisnis yang meliputi sektor pertanian plus manufaktur berbasis hasil pertanian dan pemasaran. Pemilihan sektor tersebut karena faktor kapasitas sumberdaya agribisnis Indonesia yang berlimpah, seperti iklim tropis yang memungkinkan sebagian tanaman berproduksi sepanjang waktu, luas areal pertanian yang luas serta jumlah sumberdaya manusia yang bekerja pada sektor pertanian yang cukup banyak. Selain itu, faktor utama pemilihan agribisnis sebagai sektor unggulan adalah jumlah penduduk Indonesia yang cukup banyak sebagai potensi pasar domestik bagi produk agribisnis yang dihasilkan. Pasar agribisnis domestik berpotensi untuk terus tumbuh sejalan dengan peningkatan perekonomian nasional. Untuk menyiapkan sistem agribisnis yang kuat dalam menghadapi MEA mendatang maka perlu adanya beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain yaitu:
Ø  Pengembangan kolaborasi multi pemangku kepentingan (interaksi antara pelaku agribisnis, pemerintah dan universitas) pada suatu aglomerasi basis produksi dan jejaring rantai pasok pertanian. Kolaborasi tersebut diawali dengan adanya kebutuhan atau permintaan pasar dari pelaku manufaktur dan pemasaran yang difasilitasi oleh universitas dan pemerintah dalam bentuk pendampingan intensif kepada para produsen.
Ø  Pengembangan sistem logistik pertanian yang terdiri atas infrastruktur, tata kelola atau kelembagaan, layanan jasa logistik serta pelaku logistik. Sistem logistik pertanian tersebut harus mampu menghubungkan secara efektif dan efisien antara produsen di pedesaan dengan pusat konsumen di dalam negeri ataupun di luar negeri. Sistem rantai pendingin menjadi prasyarat dalam pengembangan sistem logistik pertanian tersebut.
Ø  Reorientasi penelitian dan pengembangan pertanian yang dilakukan pemerintah dan universitas di Indonesia dari “orientasi peneliti” menjadi “orientasi pengguna”. Dengan demikian, perumusan masalah penelitian dilakukan secara bersama (kolaborasi) dengan para pengguna, seperti petani, agroindustri dan pemasar hasil pertanian.
Ø  Peningkatan kapasitas lembaga pembiayaan (perbankan dan non perbakan) dalam manajemen resiko pertanian atau agribisnis yang diintegrasikan dengan manajemen resiko pembiayaan.
Ø  Pengembangan sistem manajemen keamanan pangan dari mulai produsen sampai konsumen akhir (from farm to table).
Pertanyaan 2: Perusahaan Agribisnis Kelas Dunia
Archer Daniel Midlands, Dow Chemical, Merck, CHS, Dupont, John Deere, Tyson Foods,
TIAA/CREF, Eli Lilly, Land O’Lakes, Monsanto, Smithfield Foods, Mosaic, AGCO, Seaboard,
CF Industries dan The Andersons.
a.      Carilah di interet peringkat terbaru (2014) 500 perusahaan terbesar di AS menurut majalah FORTUNE tersebut. Apakah perusahaan-perusahan agribisnis di atas tetap berada dalam daftar 500?
Jawaban :
Perusahaan-perusahaan tersebut masih masuk 500 Fortune tahun 2014 dan sebagian besar mengalami kenaikan dan penurunan tingkat, hanyaArcher Daniel Midland dan Tyson Foods saja bisa stabil di ranking 27 dan 93.
Berikut peringkatnya :

Sumber : http://fortune.com/global500/

b.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dinamika kinerja perusahaan agribinis kelas
dunia di atas?

Jawaban :
Faktor factor penyebab terjadinya dinamika kinerja sebuah perusahaan bisa disebabkan oleh banyak hal yang sangat variatif. Sebagaimana metodologi pemeringkatan yang mengacu pada pencapaian pendapatan tahunan (gross revenue after adjustment), maka dinamika perubahan peringkat perusahaan-perusahaan tersebut tentu saja mencerminkan kedudukan pencapaian pendapatan tahun 2013 secara relatif dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan-perusahaan agribisnis yang pada akhirnya menentukan daya saing perusahaan tersebut baik dari aktivitas operasional, aktivitas investasi, maupun aktivitas pendanaan.

Berikut factor-faktor penyebab yang mempengaruhi dinamika kinerja perusahaan agrobisnis di atas :
1.      Peningkatan performa Dow Chemical dari tahun sebelumnya disebabkan karena terjadinya transformasi fokus bisnis perusahaan dari komiditas menjadi "a vertically integrated science company focused on speciality materials, agriculture, and specialty  plastics.
2.      Menurunnya kinerja Merck hingga 53% disebabkan secara umum karena menurunnya tingkat profitabilitas akibat pelemahan margin usaha dan kondisi pasar yang kurang mendukung. Penjualan produk dihampir semua divisi mengalami perunan. Secara khusus penurunan juga disebabkan karena adanya restrukturisasi dan pengurangan portofolio produk dan penjualan asset perusahaan.
3.      Peningkat kinerja CHS pada 2014 dilaporkan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, naiknya profit disebabkan karena dua usaha patungan pengolahan makanan yang mencatat peningkatan profitabilitas sebanyak $108.800.000. Kontribusi penting itu adalah aset Penggilingan Horizon yang diperbaharui dengan melakukan joinventure bersama Ardent Mills hingga keseluruhan kinerja bisnis sangat kuat.s
Pertanyaan 3: Peranan Agribisnis dalam Perekonomian
(a) Agribisnis memiliki peranan yang sangat signifikan dalam perekonomian di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang. Berikanlah penjelasan mengenai hal tersebut dan jelaskan pula perbedaan mendasar mengenai kinerja agribisnis di negera-negara maju dan berkembang.
Jawaban :
Agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting sehingga mempunyai nilai strategis dalam perekonomian sebuah negara, baik di negara maju maupun negara yang berkembang. Peranan agribisnis tersebut meliputi beberapa aspek sebagai berikut :
  1. Peranan agribisnis dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto).
  2. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja. Karakteristik teknologi yang digunakan dalam agribisnis bersifat akomodatif terhadap keragaman kualitas tenaga kerja sehingga tidak mengherankan agribisnis menjadi penyerap tenaga kerja nasional yang terbesar. 
  3. Peranan agribisnis dalam perolehan devisa. Selama ini selain ekspor migas, hanya agribisnis yang mampu memberikan net-ekspor secara konsisten. Peranan agribisnis dalam penyediaan bahan pangan. Ketersediaan berbagai ragam dan kualitas pangan dalam jumlah pada waktu dan tempat yang terjangkau masyarakat merupakan prasyarat penting bagi keberhasilan pembangunan di Indonesia. 
  4. Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan (equity). Pemerataan pembangunan sangat ditentukan oleh ‘teknologi’ yang digunakan dalam menghasilkan output nasional, yaitu apakah bias atau pro terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh rakyat banyak. Saat ini faktor produksi yang banyak dimiliki oleh sebagian besar rakyat adalah sumber daya lahan, flora dan fauna, serta sumber daya manusia. Untukmewujudkan pemerataan di Indonesia perlu digunakan ‘teknologi’ produksi output nasional yang banyak menggunakan sumber daya tersebut, yaitu agribisnis. 
  5. Peranan agribisnis dalam pelestarian lingkungan. Kegiatan agribisnis yang berlandaskan pada pendayagunaan keanekaragaman ekosistem di seluruh tanah air memiliki potensi melestarikan lingkungan hidup.
Peranan agribisnis dalam perekonomian sebuah dapat diukur dengan berbagai indikator diantaranya :
  1. Kontribusi dalam pembentukan GDP
  2. Kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja
  3. Kontribusi dalam perdagangan internasional
  4. Kontribusi dalam pembangunan ekonomi daerah
  5. Kontribusi dalam ketahanan pangan nasional
  6. Kontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup
  7. Kontribusi dalam pemerataan hasil pembangunan
  8. Kontribusi dalam pembangunan ekonomi makro secara nasional
Kontribusi tersebut juga tercermin pada data kontribusi agribisnis terhadap ekonomi nasional (tabel1) dimana sektor agribisnis yang terbagi menjadi agro industri dan pertanian  menyumbang 46,5 % terhadap PDB. Kontribusi tersebut sedikit menurun dari tahun 1998 yang sebesar 52,5%. Sedangkan penyerapan tenaga kerja mencapai 74,3%, meningkat dibandingkan tahun 1998 yang sebesar 72,9%.
Tabel: 1 Kontribusi Agribisnis terhadap Ekonomi Nasional (1995, 1998 dan 2003)
Uraian
1995
1998
2003
a.  Pertanian



Kontribusi terhadap PDB nasional (%)
       17.47
       18.85
       15.90
Kontribusi terhadap ekspor nasional (%)
         1.62
         1.66
         2.70
Penyerapan tenaga kerja (%)
       57.86
       44.96
       46.40
Multiplier pendapatan
         0.90
         0.93
         1.44
Multiplier kesempatan kerja
         1.24
         1.73
         1.33
b.  Agroindustri



Kontribusi terhadap PDB nasional (%)
       14.58
       17.19
       20.80
Kontribusi terhadap ekspor nasional (%)
       34.74
       49.22
       30.90
Penyerapan tenaga kerja (%)
         7.24
         8.75
         9.30
Multiplier pendapatan
         3.28
         2.32
         3.13
Multiplier kesempatan kerja
         8.66
         5.64
         6.28
c.  Agribisnis



Kontribusi terhadap PDB nasional (%)
       47.58
       52.48
       46.50
Kontribusi terhadap ekspor nasional (%)
       49.22
       56.50
       48.50
Penyerapan tenaga kerja (%)
       77.10
       72.88
       74.30
Multiplier pendapatan
         2.33
         2.04
         2.42
Multiplier kesempatan kerja
         0.35
         1.73
         2.00
Sumber : Tabel I-O Indonesia, BPS (1993, 1998, 2005) data diolah
Perbedaan mendasar kinerja agribisnis antara negara maju dan negara berkembang diantaranya adalah dalam hal keunggulan daya saing yang ditentukan oleh kemampuan mendayagunakan keunggulan komparatif yang dimiliki mulai dari hulu sampai hilir, dalam menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pendayagunaan keunggulan sisi penawaran ditujukan untuk memenuhi keinginan konsumen.
Kemampuan untuk menyediakan produk yang berkembang, sangat menentukan keunggulan bersaing di pasar internasional. Negara-negara agribisnis, seperti Australia dan selandia Baru, mampu bersaing di pasar interansional disebabkan kemampuan negara tersebut dalam menjual apa yang diinginkan konsumen bukan menjual apa yang dihasilkan.
Sedangkan di negara-negara berkembang, kinerja sektor agribisnis lebih ditekankan pada sisi produksi yang masih mengandalkan pada kemampuan produksi dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki dan belum terfokus kepada kebutuhan pasar terhadap produk agribisnis.
Daya saing produk agribisnis di negara maju yang tinggi salah satunya ditunjuk oleh nilai ekspor bahan pangan yang dhasilkan oleh negara-negara maju baik di Eropa, Amerika dan di negara Asia seperti Thailand yang lebih tinggi dibandingkan negara berkembang seperti Indonesia sebagaimana tabel di bawah. 
Tabel Perkembangan nilai ekspor bahan pangan dan pangsa ekspor produk hortikultura, 1980-1999








Uraian
Dunia
Eropa
USA
Asia
Lainnya
Indonesia







Nilai ekspor bahan pangan di luar produk






perikanan (juta US$)






1980
156,810
65,678
31,575
16,676
42,882
483
1989
196,513
98,061
29,662
25,829
42,961
927
1999
284,326
136,910
37,436
41,403
68,576
3,057
Pertumbuhan (%/tahun)






1980-1989
2.82
4.98
0.73
5.29
0.23
12.56
1990-1999
3.38
2.64
3.47
5.64
4.02
16.11







Pangsa nilai ekpor sayuran dan buah






terhadap nilai ekspor bahan pangan (%)






1980
17.20
19.10
9.70
35.30
12.90
12.10
1989
21.40
20.50
13.10
35.70
20.80
17.50
1999
25.00
24.00
20.20
31.40
25.90
12.20
Pertumbuhan (%/tahun)






1980-1989
3.17
1.26
6.71
0.68
6.05
6.96
1990-1999
0.37
0.93
1.69
(2.81)
0.79
(10.26)
Sumber: Diolah dari FAO statistics, dalam Irawan, 2003

(b) Apakah yang dimaksud dengan “multifunctional role of agriculture”? Jelaskan.
Jawaban :
“Multifunctional role of agriculture” atau peran multifungsi pertanian adalah istilah yang  digunakan untuk menunjukkan secara umum pertanian yang dapat menghasilkan berbagai output non-komoditas selain makanan. 
Definisi kerja multifungsi yang digunakan oleh The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) berasosiasi dengan karakteristik tertentu dari proses produksi pertanian dan outputnya yang meliputi :
1.      Adanya beberapa komoditas dan non-komoditas output yang diproduksi bersama oleh pertanian. Misalnya  produksi komoditi/barang , meliputi makanan dan serat (food and fiber), transformasi produk (tidak dalam bentuk mentah lagi), agrowisata daerah pedesaan, dan produk lain yang bisa dipasarkan.

2.      Bahwa beberapa output non-komoditas dapat menunjukkan karakteristik eksternalitas atau barang publik. Misalnya keamanan dan ketahanan pangan, lahan pedesaan, tradisi dan budaya pedesaan, keanekaragaman biologi, konservasi tanah, dan modal sosial.

Dalam definisi WTO multifungsi, perlindungan lingkungan, pelestarian lansekap, lapangan kerja di pedesaan, dan ketahanan pangan . Hal ini dapat secara luas diklasifikasikan sebagai manfaat bagi masyarakat, budaya, ekonomi nasional secara keseluruhan, keamanan nasional, dan  lainnya. Misalnya, selain menyediakan makanan dan produk yang diturunkan dari tanaman untuk penduduk, pertanian juga menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat pedesaan dan berkontribusi pada kelangsungan hidup daerah, membuat suplai makanan yang lebih stabil, dan menyediakan output lingkungan dan pedesaan lainnya yang diinginkan.
Menurut Suntoro, 2006, peran multifungsi pertanian adalah sebagai berikut: (1) Penjaga ketahanan pangan yang meliputi kecukupan pangan, distribusi pangan, dan keamanan pangan. Lahan sawah dan lahan kering kita mampu manyediakan 85% hingga 100% kebutuhan beras`dalam negeri; (2) Penyedia jasa lingkungan, seperti mitigasi banjir, pengendali erosi, pemeliharaan pasokan air tanah, penambat karbon dan gas rumah kaca, penyegar dan penyejuk udara, mempertahankan keanekaragaman hayati, dan pendaur ulang limbah organik; (3) Penyedia lapangan kerja bagi sekitar 44 % angkatan kerja Indonesia; (4) Untuk mempertahankan nilai sosial budaya dan daya tarik pedesaan; dan (5) Penyangga kestabilan ekonomi dalam keadaan krisis dan penanggulangan kemiskinan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pertanian itu mempunyai banyak fungsi, tidak hanya sebatas memproduksi bahan pangan. Fungsi tersebut misalnya menjaga kelestarian alam,  pelestarian budaya, menjaga keanekaragaman hayati,penyedia lapangan kerja, dan lain-lain.

(c) Berdasarkan hasil-hasil penelitian dinyatakan bahwa semakin maju suatu negara (semakin tinggi pendapatan per kapita-nya), maka sumbangan relatif sektor agribisnis (agromanufacturing dan agro-services) terhadap GDP juga semakin besar, sementara sumbangan relatif sektor pertanian terhadap GDP semakin kecil.

Karena sumbangan relative sektor pertanian semakin lama semakin kecil seiring dengan peningkatan pendapatan perkapita, benarkah bahwa ke depan sektor pertanian sebaiknya tidak diprioritaskan.

Jawaban :

Menurut pendapat kami, meskipun secara empiris kontribusi sektor pertanian menunjukkan kecenderungan penurunan terhadap pendapatan perkapita namun tetap menjadi prioritas mengingat sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain: meningkatkan penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Pada saat negara mengalami krisis ekonomi, sebagaimana yang dialami oleh Indonesia dan Thailand, sektor pertanian memberikan kontribusi penting terhadap Produk Domestik Bruto  yang ditunjukan dengan adanya pertumbuhan positif pada sektor pertanian dam sementara terjadi penurunan pada sektor yang lain. Dalam jangka panjang, pengembangan lapangan usaha pertanian difokuskan pada produk-produk olahan hasil pertanian yang memberikan nilai tambah bagi perekonomian nasional, seperti pengembangan agroindustri. Salah satu lapangan usaha pertanian yang berorientasi ekspor dan mampu memberikan nilai tambah adalah sektor perkebunan. Indonesia sebagai negara agraris, pada tahun 2003 sektor pertanian mampu mempekerjakan angkatan kerja terbanyak dibandingkan dengan sektor lain. Pertanian juga menyediakan sebagian besar kebutuhan pangan seluruh rakyat. Pertanian telah berhasil menopang perekonomian dan ketahanan pangan nasional.

Pertanyaan 4: Daya Saing Perusahaan Agribisnis
a.       Menurut Anda, apakah CP Group tumbuh, berkembang dan mapan seperti sekarang
bertumpu kepada prinsip-prinsip “economies of scale”, “economies of scope” dan
“research and development”? Jelaskan ketiga prinsip tersebut.
Jawaban:
Secara definisi, Economies of scale adalah semakin banyak volume out put maka biaya rata-rata produksi semakin kecil sehingga keuntungan semakin besar. Deskripsinya:
Seiring dengan terjadinya peningkatan output, biaya rata-rata perusahaan untuk menghasilkan output akan cenderung menurun, setidaknya dalam beberapa hal atau input produksi. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa alasan seperti:
  1. Jika perusahaan beroperasi pada skala yang lebih besar, pekerja dapat mengkhususkan diri dalam kegiatan di mana mereka paling produktif
  2. Skala dapat membuat pekerjaan lebih fleksibel. Dengan adanya variasi dari kombinasi input yang digunakan untuk menghasilkan output perusahaan, manajer dapat mengatur proses produksi yang lebih efektif
  3. Perusahaan mungkin dapat memperoleh beberapa input produksi dengan biaya yang lebih rendah karena mereka membeli dalam jumlah besar. Kombinasi dari input mungkin berubah jika manajer mengambil keuntungan dari input biaya lebih rendah.
Namun, pada suatu titik tertentu, kemungkinan biaya rata-rata produksi akan mulai meningkat dengan output bisa saja terjadi. Terdapat beberapa alasan yang mengakibatkan perubahan ini, yaitu:
  1. Dalam jangka pendek, ruang pabrik atau kapasitas pabrik dan mesin membuat lebih sulit bagi para pekerja untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif
  2. Mengelola perusahaan yang lebih besar mungkin menjadi lebih kompleks dan tidak efisien karena jumlah tugas yang semakin banyak
  3. Keuntungan membeli dalam jumlah besar mungkin telah menghilang setelah mencapai jumlah tertentu. Pada titik tertentu, pasokan yang tersedia untuk input pokok mungkin terbatas, dan hal ini akan mendorong biaya yang akan dikeluarkan menjadi lebih banyak.
Hal diataslah yang disebut dengan analisis long run dan short run. Dimana dalam analisis inilah kemudian diketahui atau ditemukan suatu istilah yang dinamakan economies of scale, yaitu situasi dimana output yang dihasilkan atau didapatkan oleh perusahaan bisa 2 kali lebih banyak dari sebelumnya, tanpa membutuhkan biaya sebesar 2 kali lipatnya.
Kasus CP Group
Praktek economies of scale sangat lumrah dilakukan dalam dunia industry, termasuk bidang agro industry. CP GROup yang merupakan grup perusahaan multinasional yang bergerak dibidang agro industry, juga telah menerapkan prinsip economies of Scale.
Charoen Pokphand Group (CP Group) adalah perusahaan multinasional terkemuka, dengan diversifikasi usaha yang luas, dan berpusat di Thailand. Secara historis aktivitas utama CP Group adalah dalam sektor agribisnis yang mencakup produksi pakan ternak dan produk-produk unggas terkemuka di dunia. Praktek economic scale terlihat dari skala produksi yang besar dengan petugas yang ahli dibidangnya masing-masing.
Biaya produsi untuk semua jenis proses industry dari pembibitan/ bahan mentah, processing, hingga menghasilkan beragam output produk yang punya value added. Dapat ditekan sehingga mamp menghasilkan ragam diversifikasi produk yang berkulaitas namun dengan biaya yang lebih murah.
Dalam beberapa tahun terakhir, CP Group telah melakukan diversifikasi usaha ke sektor telekomunikasi. Dengan adanaya diversifikasi ini memberikan dampak secara tidak langsung pada aspek keuangan perusahaan. Dengan keberhasilan penggunaan Sistem informasi  operasional perusahaan lebih terukur sehingga efisiensi akan tercapai dan hal tersebut akan membantu perusahaan mencapai economies of scale yang secara simultan membawa perusahaan untuk memiliki daya saing yang tangguh.
---------
Economies of scope secara definisi adalah apabila perusahaan menghasilkan beragam jenis out put maka biaya rata-rata produksinya akan semakin kecil. Secara deskriptif berarti ituasi dimana joint output dari satu perusahaan lebih besar dibandingkan dengan output yang akan dicapai oleh dua perusahaan berbeda yang memproduksi barang yang sama. Atau singkatnya dimana satu perusahaan memproduksi lebih dari 1 jenis barang. Untuk mengukur derajat dari economies of scope, kita harus tahu berapa persen dari biaya produksi yang disimpan/tersimpan ketika dua atau lebih produk barang diproduksi secara bersama sama dibandingkan secara individual (satu perusahaan memproduksi 1 jenis barang).
Dalam economies of scale, pengurangan biaya rata rata produksi digunakan untuk menambah total produksi dalam jenis barang yang sama, sedangkan untuk economies of scope, penurunan biaya rata rata produksi akan digunakan untuk memproduksi 2 jenis barang atau lebih. Maka dalam perusahaan akan ada keragaman hasil produksi.
PT Charoen Pokphand Juga telah menerapkan Parktek Economis Scope dimana dlam video dikelas, kita bisa melihat dari produk ayam saja ada beberapa diversifikasi produk hilirnya. Dari Frozen meat, Fried Chicken dalam kemasan, telur organic, baik dalam bentuk cangkang, ato sudah dikemas dalam kemasaan khusus. Dengan adanya system end to end yang baik, CP Gropu juga mampu menyalurkan setiap jenis produknya ke pasar yang sesuai dengan segmennya. Dari sini kita bisa melihat, Dengan adanya penurunan biaya rata-rata produksi, CP Group mampu mengembangkan beragam produk sesuai permintaan masing-masing segmen pasar.
----------------
research and development secara bahasa berarti riset dan pengembangan. Hal ini merupakan divisi khusu dalam setiap industry yang sudah berkembang. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan harus selalu memliki inovasi untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasar. Termasuk CP Group. Perusahaan multinasional ini menyadaari bahwa prinsip econmise of scale dan economies of scope tidak cukup untuk eksis barrsaing dizaman globalisasi.
Ragamnya pasar, dan ragamnya pilihan produk membuat CP Group terus melakuakn riset dan penegmbangan produk. Baik dari input hingga outut luaran. Dari pembibitan yang baik hingga proses pasca panen. Dari pengolahan yang sistematis hingga pelayanan ke customer.
Terlebih lagi, peternakan dan perkebunaan adalah bisnis yang sangat tergantung sama alam. Maka riset terus dilakukan guna mengimbangi prubahan cuaca yang kian ekstrem. Guna tetap bisa menghasilkan produk yang sehat, baik dan berkulaitas bagi kebutuhan pasar. 
(b) Faktor-faktor lain apakah yang membuat perusahaan seperti CP Group memiliki prestasi atau kinerja berkelas dunia? Jelaskan.
Jawaban :
Salah satu factor suskes usaha agro-business di CP Group adalah komitmen untuk terlibat dalam seluruh rantai produksi, mulai dari formulasi pakan ternak hingga peternakan ayam hingga produk olahan dengan nilai tambah. Pendekatan ini terbukti sukses dalam memastikan keunggulan supply produk untuk diri sendiri maupun untuk permintaan industri lainnya dengan kualitas yang konsisten dari pakan ternak dan produk ayam olahan di negeri ini. Pakan ternak adalah landasan utama bisnis Perseroan. Perseroan memastikan sebagai produsen terbesar dan tersukses di bidang pakan ternak berkualitas tinggi.
Jaringan luas dari distributor dan agen yang etrdapat diberbagai negara membuat CP Group memiliki kemudahan dan kecepatan dalam memasarkan beagam produknya.

















(c) Apakah perusahaan melakukan vertical integration dalam usahanya? Jelaskan.
Jawaban :
Berbicara mengenai vertical integration tidak akan pernah lepas dengan konsep value chain. Value Chain adalah serangkaian aktivitas yang harus dipenuhi untuk menciptakan suatu produk mulai dari bahan baku sampai produk tersebut didistribusikan ke tangan pelanggan. Vertical integration terjadi ketika kebutuhan akan aktivitas dalam perusahaan (dalam penciptaan produk tersebut) mampu dipenuhi oleh grup perusahaan.
Iya. CP Group sangat terkenal dengan praktek vertical integration yang memebuat perusahaan ini tumubuh dan berkembang menjadai beberapa perusahaaan yang saling mendukung. Dari peternakan, perkebunan, telekomunikasi, retailer, whole saler,  breeding farms, slaughterhouses, processed foods production, hingga restoran. Sehingga dari hulu ke hilir memiliki
Dalam teorinya: setidaknya, ada tiga jenis vertical integration, yaitu (1) Full Integration, (2) Tapered/Partial Integration, dan (3) Quasi Integration:
  1. Full integration terjadi ketika kebutuhan aktivitas mampu dipenuhi seluruhnya oleh supplier dalam grup perusahaan. Misalnya, PT. Bogasari mampu menyuplai seluruh kebutuhan tepung terigu untuk pembuatan mie instant di Indofood.
  2. Tapered/Partial Integration terjadi ketika tidak seluruh kebutuhan aktivitas mampu dipenuhi oleh grup perusahaan. Misalnya, hanya 50% kebutuhan terigu mampu disuplai oleh Bogasari, sedangkan 50% lainnya di dapat dari perusahaan penghasil terigu di luar grup perusahaan.
  3. Quasi Integration terjadi ketika perusahaan mengembangkan hubungan istimewa dengan mitra bisnisnya (supplier, distributor, dll) untuk mendukung value chain, tetapi perusahaan itu bukan dalam lingkup menguasai/mengontrol mitra bisnis-nya. Quasi integration biasa dilakukan dalam bentuk special agreement. Posisi kedua perusahaan adalah di antara kontrak jangka panjang dengan kepemilikan.
Pertanyaan 5: Peningkatan Nilai Tambah Agribisnis
a.      Menurut Anda faktor apa saja yang menjadi kunci sukses perusahaan-perusahaan seperti PT Belfood, PT Malindo Food Delight, PT Charoen Pokphand Indonesia dan PT Japfa Comfeed Indonesia dalam memanfaatkan prinsip "value ladder", yaitu mengembangkan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan makanan (sosis, susu, bakso, nuggett dan lainlain)?
Beberapa kunci sukses perusahaan-perusahaan tersebut antara lain adalah:
Ø  Kejelian dalam menganalisa peluang, memperhitungkan resiko, dan ketepatan menganalisa pergerakan pasar.
Ø  Memiliki keinginan, keberanian dan ulet dalam berusaha di bisnis yang terbilang masih baru ini di Indonesia.
Ø  Gencar dalam melakukan promosi dan pricing yang kompetitif dengan segmentasi pasar.
Ø  Diversifikasi produk yang cukup beragam dan kualitas produk yang relatif konsisten terjaga dengan baik.
Ø  Research and development yang kontinu dilakukan untuk menghindari kejenuhan pasar akan produk yang itu-itu saja.

b.      Ketika berkunjung ke gerai Starbucks di beberapa negara seperti misalnya di Singapura dan Malaysia, betapa bangganya kita bahwa susu yang digunakan oleh Starbucks merupakan produk perusahaan Indonesia bermerek Greenfield, yang diproduksi oleh perusahaan susu group PT Japfa Comfeed Indonesia. Seperti diketahui bahwa Greenfield lebih banyak dipasarkan ke luar negeri, seperti Singapura, Hong Kong, Malaysia, Korea, Jepang, Uni Soviet dan Timur Tengah. Komposisi Greenfield saat ini 70% ekspor dan 30% dalam negeri. Menurut Anda faktor-faktor apa saja yang membuat susu Greenfield berhasil menembus pasar ekspor? Perlu juga diketahui bahwa pada saat ini Indonesia masih mengimpor susu sebanyak 70 persen dari kebutuhan nasional. Dalam situasi seperti ini, PT Japfa malah berhasil menembus pasar ekspor.
Jawaban :
Faktor faktor yang membuat susu Greenfield berhasil menembus pasar ekspor adalah :
  1. Memiliki deferensiasi produk yang kuat. Masih sedikit produsen susu yang memproduksi dan menjual jenis susu premium seperti greenfield. Kualitas premium tersebut telah diakui oleh berbagai sertifikasi tingkat internasional.
  2. Memiliki fasilitas pemerahan susu dengan teknologi tinggi dimana proses pemerahan susu terjamin sangat higienis (tanpa sentuhan tangan manusia) sehingga menjamin produk yang dihasilkan berkualitas tinggi sesuai standart ekspor dan standart internasional.
  3. Gaya hidup sehat yang telah menjadi gaya hidup ekspatriat dan gaya hidup masyarakat internasional menjadikan produk greenfield yang merupakan susu murni lebih mudah diterima dipasar internasional.
  4. Masuknya greenfield sebagai satu-satunya produk compliment susu di Starbuck yang notabene adalah gerai kopi multinasional menjadi seling power yang sangat signifikan di pasar internasiona


Download Soalnya dalam bentuk PDF disini

Download Jawabannya dalam bentuk PDF disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar