Minggu, 07 Desember 2014

Latihan MKM (Methodolgy Kuantitatif untuk Manajemen)

Analisa Latihan dalam bentuk Excel

Analisa Latihan 1 dan 2
Analisa Latihan 3 dan 4

Jawabaannya adalaah :



Latihan 1
Manajemen dari sebuah bank bermaksud untuk membandingkan kualitas layanan dari dua buah cabang utama yang mereka miliki. Untuk tujuan tersebut, mereka mengutus 15 orang penilai dalam suatu mistery-shopper study. Masing-masing penilai berpura-pura berlaku sebagai nasabah dan berkunjung ke dua buah cabang untuk mendapatkan layanan tertentu Selanjutnya para penilai memberikan penilaian dalam skala 1 - 10 mengenai kualitas layanan yang mereka dapatkan, dengan nilai 1 untuk kualitas yang sangat rendah dan 10 untuk kualitas yang sangat baik. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut.  Lakukan analisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan.


Penilai
Kualitas Cabang 1
Kualitas Cabang 2
Penilai 1
7.0
9.7
Penilai 2
4.0
4.6
Penilai 3
6.7
6.7
Penilai 4
7.8
7.5
Penilai 5
4.9
4.7
Penilai 6
4.6
3.5
Penilai 7
5.2
4.2
Penilai 8
8.4
9.7
Penilai 9
3.5
6.9
Penilai 10
5.2
7.9
Penilai 11
4.2
5.6
Penilai 12
6.1
7.4
Penilai 13
7.2
8.1
Penilai 14
7.4
9.8
Penilai 15
4.4
6.7



t-Test: Paired Two Sample for Means






Kualitas Cabang 1
Kualitas Cabang 2
Mean
5.77
6.87
Variance
2.40
4.13
Observations
15
15
Pearson Correlation
0.7185

Hypothesized Mean Difference
0

df
14

t Stat
-2.9884

P(T<=t) one-tail
0.0049

t Critical one-tail
1.7613

P(T<=t) two-tail
0.0098

t Critical two-tail
2.1448


Dari 15 orang penilai, rata-rata skor kualitas Cabang-1   adalah 5.77 sedangkan skor kualitas Cabang-2 adalah 6.87.  Terdapat indikasi bahwa kualitas layanan Cabang-2 lebih baik dibandingkan Cabang-1. Untuk membuat kesimpulan secara formal mengenai perbedaan kualitas kedua cabang tersebut, dilakukan uji perbandingan rata-rata berpasangan, karena data diperoleh dari 15 penilai yang sama yang memberikan penilaian terhadap setiap cabang.
Hipotesis pengujiannya adalah:
H0: m1 = m2                         vs                            H1: m1 ¹ m2
Pengujian menghasilkan nilai t-stat = -2.9884 dengan titik kritis 2.1448, sehingga dapat diambil kesimpulan untuk menolak H0.  Dengan kata lain disimpulkan bahwa kualitas layanan di kedua cabang berbeda. (Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perbedaan kualitas layanan di kedua cabang signifikan secara statistik).
è Implikasi:
o   Karena Cabang-2 lebih baik daripada Cabang-1, sebaiknya Cabang-1 melakukan benchmark terhadap Cabang-2
o   Ada indikasi ketidakseragaman kualitas layanan antar cabang, sehingga perlu sosialisasi ulang arsitektur layanan, training, dsb.





Latihan 2
Suatu bank ingin mengevaluasi kinerja karyawan front-liner mereka.  Fokus kajian pada sifat responsiveness karyawan terhadap kebutuhan dan permasalahan nasabah yang datang ke kantor layanan.  Terdapat tiga posisi front-liner yang dievaluasi yaitu Teller, Customer Service, dan Satuan Pengamanan.  Untuk tujuan ini, dipilih secara acak beberapa orang dari setiap posisi dan dievaluasi tingkat responsiveness-nya menggunakan skor 1 hingga 100, dengan skor yang lebih besar menunjukkan tingkat responsiveness yang lebih tinggi.  Menggunakan data berikut, lakukan analisis terhadap tingkat responsiveness karyawan di ketiga posisi tersebut.

Satpam
(9 orang)
Teller
(15 orang)
Customer Service
(11 orang)
31
68
59
45
60
86
57
83
55
77
77
65
50
72
84
53
55
76
39
71
90
45
66
81
70
70
64

69
57

61
56

65


68


64


70





Anova: Single Factor







SUMMARY






Groups
Count
Sum
Average
Variance


Satpam
9
467
51.9
210.9


Teller
15
1019
67.9
46.5


Customer Service
11
773
70.3
178.0
















ANOVA






Source of Variation
SS
df
MS
F
P-value
F crit
Between Groups
1974.7
2
987.3
7.6724
0.0019
3.2945
Within Groups
4118.0
32
128.7










Total
6092.7
34





Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil perhitungan di atas adalah sebagai berikut.  Pertama, rata-rata skor responsiveness dari karyawan pada posisi Satpam, Teller, dan CS secara berturut-turut adalah 51.9,  67.9, dan 70.3.  Secara kasar dapat dikatakan bahwa Teller dan CS memiliki tingkat responsiveness yang seimbang (satu level), sedangkan Satpam merupakan posisi dengan rata-rata responsiveness yang paling rendah.  Perbedaan rata-rata dari ketiga kelompok tersebut didukung oleh hasil One-Way Anova yang menghasilkan Fhitung sebesar 7.6724 yang lebih besar dari nilai kritis F.
Karena One-Way ANOVA menyimpulkan penolakan H0, maka analisis kita dilanjutkan dengan membandingkan setiap pasang kelompok karyawan menggunakan “Independent Two-Sample t-test”
Pasangan
T-stat
T-Crit
P-value
Kesimpulan mengenai perbedaan
Satpam vs Teller
3.6914
2.0738
0.0013
Signifikan
Satpam vs CS
2.9471
2.1009
0.0086
Signifikan
Telller vs CS
0.5855
2.0639
0.5636
Tidak signifikan


Latihan 3
Suatu bank ingin mengevaluasi kinerja karyawan front-liner mereka.  Fokus kajian pada sifat responsiveness karyawan terhadap kebutuhan dan permasalahan nasabah yang datang ke kantor layanan.  Terdapat tiga posisi front-liner yang dievaluasi yaitu Teller, Customer Service, dan Satuan Pengamanan.  Untuk tujuan ini, dipilih secara acak beberapa orang dari setiap posisi dan dievaluasi tingkat responsiveness-nya menggunakan skor 1 hingga 100, dengan skor yang lebih besar menunjukkan tingkat responsiveness yang lebih tinggi.  Menggunakan data berikut, lakukan pengujian Kruskal-Walis terhadap perbedaan tingkat responsiveness karyawan di ketiga posisi tersebut.
Satpam
(6 orang)
Teller
(5 orang)
Customer Service
(4 orang)
31
68
59
45
60
86
57
83
84
77
76
65
50
72

53





Latihan 4
Suatu bank ingin menargetkan tingkat kepuasan nasabahnya pada tahun ini adalah 78 (pada skala 1-100).  Jika hasil survei yang dilakukan terhadap para nasabah menghasilkan data berikut ini, gunakan uji tanda (sign test) untuk menguji apakah target sudah tercapai.
Tingkat Kepuasan Nasabah (18 responden)
31
68
59
45
60
86
57
83
84
77
76
65
50
72
79
53
54
51

Tidak ada komentar:

Posting Komentar