1. Kecenderungan Manusia Pada Harta
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ
مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ
وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ
ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمََٔابِ ١٤
Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) (Ali Imron ;14)
2. Berusaha Bekerja untuk
menjemput rizki yang halal untuk mengisi hidup yang Allah berikan.
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ
فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ
كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ١٠
Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Al Jumu’ah 10)
Rasulullah SAW bersabda
“Barangsiapa yang tertidur karena lelah mencari harta yang halal, maka dia
tidur dalam keadaan diampuni oleh Allh SW (HR Ibnu Asyakir)
Harta untuk ibadah dan
muawanah
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ
كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ
سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ يَرۡجُونَ تِجَٰرَةٗ لَّن تَبُورَ
٢٩
29.
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat
dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka
dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang
tidak akan merugi (Fathir 29)
Pada hakikatnya harta dalam
islam ada 3 yaitu: apa yang kita makan pada saat ini dan itu pasti akan habis,
pakaian yang kita gunakan saat ini dan itu pasti akan lusuh dan apa yang kita
sedekahkan itulah yang akan menjadi investasi diakhirat.
Karena hakikatnya mobil dan
tabungan yang kita usahakan terus terjaga dan meningkat jumlahnya taka da yang
menjamin siapa yang kelak akan menggunakannya, kitakah, KPKah, anak kita kah,
atau malah orang lain. Selama harta itu masih disiman ia selalu punya peluang
untuk dimanfaatkan siapa saja, dengan caraNya. Berapa banyak orang memilki
rumah mewah tapi tak sempat tinggal didalamnya, malah pembantunya yang
menikmatinya. Berapa banyak orang yang memiliki harta dan jabatan tapi tak sempat
menikmati waktunya. Berapa banyak orang yang memiliki makanan super mewah tapi
tak bisa menikmatinya karena penyakit yang dibuat logikanya, namun berapa
banyak orang miskin yang makan apa adanya namun sungguh sangat menikmatinya.
Sungguh
barang siapa mengejar dunia maka Allah akan menjadikan miskin dimatanya, dan
dia akan selalu tertatih-tatih mengejar dunia. Namun barang siapa mengejar
akhirat, maka Allah akan menjadikan kaya dihatinya. Maka kita bisa tahu kaya
itu ada dihati, miskin itu ada dimata. Bukankah senyum kebahagiaan datangnya
dari hati? Keberkahan harta ada apabila banyak ia cukup, namun sedikit ia
cukup. Cukup dalam artian, cukup memeberi manfaat bagi diri, cukup berbagi
mashlahat bag sesame dan semakin mendekatkan kita kepadaNya. Makin banyak harta
makin besar tanggung jawabnya, maka tak heran ketika isra’ dan mi’raj
Rasulullah SAW melihat surge dipenuhi orang-orang miskin. Namun hal ini bukan
berarti kita harus miskin, tetaplah menjemput rezki dengan sebaik-baiknya,
namun cara mendaatkan dan menggunakannya juga harus halal dan baik. Sehingga akan
menjadi sumber mashlahah didunia dan tabungan investasi dikahirat.
Catatan Bagus:
Yang
berat dalam Poligami itu laki-laki karena tanggung jawabnya jadi 2 sampai 4
istri, sedangkan istri berkurang tanggung jawabnya. Dari 7 hari seminggu bisa 2
hari atau 3 hari seminggu. Namun semua tergantung perspektif anda? Logika dunia,
atau keyakinan akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar