Kamis, 12 Maret 2015

Harta Dalam Pemahaman Islam



1. Kecenderungan Manusia Pada Harta

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمَ‍َٔابِ ١٤ 

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga) (Ali Imron ;14)

2. Berusaha Bekerja untuk menjemput rizki yang halal untuk mengisi hidup yang Allah berikan.

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ١٠ 

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (Al Jumu’ah 10)


Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang tertidur karena lelah mencari harta yang halal, maka dia tidur dalam keadaan diampuni oleh Allh SW (HR Ibnu Asyakir)

Harta untuk ibadah dan muawanah

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ يَرۡجُونَ تِجَٰرَةٗ لَّن تَبُورَ 
٢٩
29. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (Fathir 29)

Pada hakikatnya harta dalam islam ada 3 yaitu: apa yang kita makan pada saat ini dan itu pasti akan habis, pakaian yang kita gunakan saat ini dan itu pasti akan lusuh dan apa yang kita sedekahkan itulah yang akan menjadi investasi diakhirat. 

Karena hakikatnya mobil dan tabungan yang kita usahakan terus terjaga dan meningkat jumlahnya taka da yang menjamin siapa yang kelak akan menggunakannya, kitakah, KPKah, anak kita kah, atau malah orang lain. Selama harta itu masih disiman ia selalu punya peluang untuk dimanfaatkan siapa saja, dengan caraNya. Berapa banyak orang memilki rumah mewah tapi tak sempat tinggal didalamnya, malah pembantunya yang menikmatinya. Berapa banyak orang yang memiliki harta dan jabatan tapi tak sempat menikmati waktunya. Berapa banyak orang yang memiliki makanan super mewah tapi tak bisa menikmatinya karena penyakit yang dibuat logikanya, namun berapa banyak orang miskin yang makan apa adanya namun sungguh sangat menikmatinya.

Sungguh barang siapa mengejar dunia maka Allah akan menjadikan miskin dimatanya, dan dia akan selalu tertatih-tatih mengejar dunia. Namun barang siapa mengejar akhirat, maka Allah akan menjadikan kaya dihatinya. Maka kita bisa tahu kaya itu ada dihati, miskin itu ada dimata. Bukankah senyum kebahagiaan datangnya dari hati? Keberkahan harta ada apabila banyak ia cukup, namun sedikit ia cukup. Cukup dalam artian, cukup memeberi manfaat bagi diri, cukup berbagi mashlahat bag sesame dan semakin mendekatkan kita kepadaNya. Makin banyak harta makin besar tanggung jawabnya, maka tak heran ketika isra’ dan mi’raj Rasulullah SAW melihat surge dipenuhi orang-orang miskin. Namun hal ini bukan berarti kita harus miskin, tetaplah menjemput rezki dengan sebaik-baiknya, namun cara mendaatkan dan menggunakannya juga harus halal dan baik. Sehingga akan menjadi sumber mashlahah didunia dan tabungan investasi dikahirat.   
Catatan Bagus:

Yang berat dalam Poligami itu laki-laki karena tanggung jawabnya jadi 2 sampai 4 istri, sedangkan istri berkurang tanggung jawabnya. Dari 7 hari seminggu bisa 2 hari atau 3 hari seminggu. Namun semua tergantung perspektif anda? Logika dunia, atau keyakinan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar