Jumat, 19 Juni 2015

Rumusan dan Analisa Strategi Bisnis Bank Syariah XYZ



oleh: Maulana, Agung dan Balad
dipresentasikan 18 Juni 2015
 
A. Pendahuluan
Perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif memerlukan suatu perencanaan yang matang, tidak hanya berorientasi pada masa yang akan datang tetapi juga harus bisa mengantisipasi perubahan dalam jangka pendek dan menengah. Perencanaan tersebut dimulai dari membuat suatu analisis tentang bisnis dari konteks perusahaan, yaitu analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal sehingga akan dapat diketahui bagaimana posisi perusahaan sebenarnya.
Setelah analisa internal dan eksternal diketahui barulah dimulai dengan perumusan strategi, yang tentunya disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini tentu memerlukan peran top manager untuk mengambil bagian apakah perusahaan akan melakukan ekspansi, mempertahankan posisi sekarang, atau menjaga kemampuan survival. Hal itu tentu sangat bergantung dari kondisi internal perusahaan dan tantangan yang lahir dari luar. Dari keputusan top manager lahirlah arahan strategi bisnis yang tepat apakah melalui pola kerja sama atau meningkatkan daya saing, yang kesemua strategi bisnis tersebut kemudian akan dikomunikasikan ke bagian fungsional perusahaan, untuk kemudian diimplementasikan dalam bentuk kebijakan perusahaan.
Bank Muamalat sebagai salah satu perbankan syariah terkemuka di Indonesia, memilki peran yang sangat strategis dalam potret perbankan di Indonesia. Ia merupakan pioneer dalam perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Namun seiring perkembangan zaman, BMI menghadapi banyak tantangan terutama dari pesaingnya kini yang merupakan bank syariah yang lahir dari bank BUMN. Ditambah lagi isu tentang tidak syariahnya bank syariah, dan berbagai isu lainnya yang akan dibahas dalam analisa internal dan eksternal. Dari latar belakang tersebut kajian dari makalah ini akan menjawab pertanyaan dibawah ini:

  1. 1.      Bagaimana perusahaan merumuskan strategi?
  2. 2.      Apa strategi yang tepat untuk perusahaan/organisasi ini?
  3. 3.      Bagaimana anda memformulasikan strategi untuk perusahaan ini?

A. 1. Landasan Teori
1. Analisa SWOT
Formula strategi selalu dengan perencanaan strategis yang bersifat jangka panjang. Hal ini tentu tak bisa lepas dari misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dan ini harus dimulai dari menganalisa situasi yang ada didalam dan diluar perusahaan.
Analisa SWOT merupakan deskripsi dari kekuatan, dan kelemahan perusahaan dalam rangka bagaimana menghadapi peluang dan ancaman dari luar. Analisa ini menunjukkan bagaimana memanfaatkan keempat hal tersebut menjadi alat untuk tercapainya tujuan perusahaan. Namun peluang, tidak memiliki nilai bagi perusahaan bila perusahaan tidak memiliki kapasitas untuk menjalankannya. Sebabnya antara lain kapasitas pasar, contoh bank syariah ingin membiayai investasi infrastruktur di Indonesia. Sebab lainnya adalah prinsip perusahaan contoh lembaga bisnis Islam tak bisa langsung menerapkan praktek hedging walaupun sudah ditetapkan MUI bila bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut perusahaan. Maka dari itu peluang disini dapat didefinisikan sebagai peluang yang secara nilai dan kapasitas pasar sesuai dengan misi dan tujuan perusahaan. Dalam persepsi Islam peluang yang tidak sesuai dengan nilai dan ajaran Islam dapat dikategorikan sebagai godaan yang bisa berubah menjadi ancaman serius bagi eksistensi perusahaan. Karena bila peluang itu diambil imbasnya, nilai perusahaan akan luntur dan membuat kepercayaan masyarakat akan hilang.
Peluang akan melahirkan inovasi sebagai respon, namun bila tidak tetap sasaran dan keluar dari visi dan misi perusahaan maka ia hanya akan menjadi bumerang. Analisa SWOT pada hakikatnya hanya mengambil variabel peluang dan kekuatan sebagai dasar menerapkan strategi, sedangkan kelemahan dan ancaman adalah variable yang harus diminimalisasi.

2. Qaidah Ushuliyah
Dalam pemahaman konvensional SWOT dipahami dengan rumus (SA/(S – W), (Strategic Alternative adalah Opportunity dibagi Strengths dikurangi Weaknesses). Dari refleksi ini para manager akan dihadapkan pada dua pilihan: Apakah kita akan berinvestasi pada kekuatan agar ia semakin kuat (a distinctive competence) atau kita berinvestasi untuk menutupi kelemahan. Maka dalam manajemen ada namanya skala prioritas. Yaitu perhitungan numerik mana yang harus didahulukan meningkatkan kekuatan atau menutupi kekurangan. Bila mengacu pada Qawaid ushuliyyah dimana dikatakan:
“Mencegah kemunkaran lebih utama dari menyebarkan kemashlahatan”.
Artinya menutupi kekurangan disini harus lebih dulu diutamakan ketimbang meningkatkan kekuatan. Namun dalam prakteknya kelemahan selalu muncul ditiap level perusahaan. Baik level perusahaan tersebut masih start up maupun prospector. Namun bila dianalisa secara logis, praktek menutupi kelemahan ini secara tidak langsung akan meningkatkan kekuatan, karena adanya pemerataan, namun meningkatkan kekuatan belum tentu akan menutupi kelemahan.

3. Strategic Factors Analysis Summary (SFAS) Matrix
SFAS Matrix telah dikembangkan sebagai jawaban dari kritik analisa SWOT. SFAS Matrix menyimpulkan faktor-faktor strategis perusahaan dengan menkombinasikannya dengan faktor-faktor eksternal dari tabel EFE dan factor internal dari tabel IFI. SFAS matrix akan memadatkan semua faktor dari kedua tabel tersebut menjadi setengahnya atau lebih. Hal ini dilakukan dengan mereview dan menganalisa bobot yang didapat dari tiap faktor. Bobot yang sudah direvisi akan mencerminkan prioritas dari tiap faktor sebagai determinan bagi kesuksesan perusahaan dimasa depan. Bobot tetinggi dari EFE dan EFI faktor yang akan muncul di SFAS matrix.

4. Niche (Sweet Spot Strategis)
Niche adalah kebutuhan konsumen yang ada dalam luasnya pasar namun belum terpuaskan.
Untuk menemukannya membutuhkan analisa faktor eksternal dan internal dimana spot ini lahir berdasarkan kapabilitas internal perusahaan dan kehendak pasar yang sanggup dipenuhi oleh perusahaan. Bila menggunakan tabel IFE dan EFE kita bisa maengambil 1 – 3 faktor yang paling dominan untuk dipertemukan kembali dalam satu tabel khusus. Lalu diklasifikasi kembali berdasarkan durasinya, apakah short term atau long term. Bahasa lain dari niche adalah sweet spot. Untuk menemukannya biasanya perusahaan menerapkan strategic window yaitu peluang pasar yang unik yang biasanya hanya available pada suatu waktu tertentu.

5. Corporate Strategy
Corporate strategy adalah murni plihan strategis dari top manajemen tentang arah kebijakan perusahaan secara keseluruhan. Ada 3 isu penting yang dibahas dalamnya yaitu:
1.                  Directional Strategy (Growth, Stability atau Retrenchment)
2.                  Portofolio Analisis (Industri atau pasar dimana perusahaan berkompetisi melibatkan produk dan unit bisnis)
3.                  Parenting Strategy ( Manajemen Koordinasi Kegiatan Bisnis dan transfer sumber daya anatara lini produk dan unit bisnis)
Namun untuk membatasi pembahasan dalam paper ini kita hanya akan membahas tentang strategy yang pertama yaitu directional strategy sebagai landasan untuk membuat startegi bisnis dan strategi fungsional.

6. Strategi Bisnis
Strategi bisnis fokus pada peningkatan posisi daya saing dari perusahaan atau unit bisnis suatu produk atau jasa yang masuk kedalam industri yang spesifik atau segmen pasar tertentu. Strategi bisnis menunjukkan pengaruh unit bisnis terhadap performa keseluruhan perusahaan. Strategi bisnis biasanya bermuara pada dua hal yaitu daya saing dan kerja sama. Dalam Islam daya saing ada dalam kebaikan, dan kebaikan ada dalam mengejar manfaat, dan manfaat ada dalam meningkatkan taqwa dan menggapai ridho Allah. Dalam hadist dengan tegas dikatakan daya saing dalam bisnis ada dalam meningkatkan wealth sebanyak-banyaknya dengan tujuan memberikan manfaat sebanyak-banyaknya.  Sedangkan kerja sama ada dalam orientasi Islam yang dikenal dengan sebutan ukhuwah.

6.1. Daya Saing: Porter’s Competitive Strategies
Untuk memahami Competitive strategy ala Porter, kita harus menjawab pertanyaan dibawah ini:
1.      Apakah perusahaan akan bersaing dengan basis cost rendah atau akan melakukan diferensiasi produk atau jasa pada suatu basis lain, seperti dalam hal kualitas atau jasa?
2.      Apakah kita harus berhadapan langsung dengan kompetitors yang sudah bermain dipasar yang besar tersebut atau kita fokus pada segemen pasar tertentu dengan kapitalisasi pasar yang lebih kecil namun cukup menguntungkan? 
Beberapa kata kunci:
1.      Lower Cost Strategy adalah kemampuan perusahaan atau unit bisnis untuk mendesain, memproduksi dan membandingkan produk dipasaran dengan lebih efisien ketimbang produk pesaing.
2.      Differentiation Strategy adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan nilai yang unik dan powerful kepada konsumen dala konteks kualitas produk, special features, dan layanan purna jual.

6.2. Strategi Kerja Sama
Strategic Alliances: Perjanjian Kerja sama jangka panjang antara satu atau dua perusahaan dalam salah satu aktivitas bisnis guna mencapai keuntungan ekonomi bersama. Tujuan dari aliansi strategis ini biasanya adalah:
1.                  Untuk bertukar dan belajar skill atau kemampuan.

2.                  Untuk berbagi akses pada suautu  pasar
3.                  Untuk meminimalkan resiko financial
4.                  Untuk meminimalkan resiko politik
Beberapa strategi dalam bentuk kerja sama diantaranya:
Mutual Service Consortia adalah kerjasama antara perusahaan yang sejenis dalam industri yang sama dengan memanfaaatkan sumber daya masing-masing untuk mendapatkan keuntungan yang sulit didapatkan bila dikembangkan sendiri. Contoh kerja sama IBM, Sony dan Toshiba dalam memproduksi microprocessor.
Joint venture adalah bentuk kerjasama antar beberapa perusahaan yang berasal dari beberapa tempat menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan ekonomi yang lebih padat. Contoh perusahaan yang melakukan joint venture adalah: Lombok Tourism Development Corporation (LTDC) yang merupakan joint venture antara PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) dan Bali Tourism Development Corporation (BTDC) dari pihak Indonesia dengan Emaar Properties dari pihak Arab. LTDC bertempat di Indonesia.
Perjanjian Licensi. Lisensi dalam pengertian umum dapat diartikan memberi izin. Pemberian lisensi dapat dilakukan jika ada pihak yang memberi lisensi dan pihak yang menerima lisensi, hal ini termasuk dalam sebuah perjanjian. Contoh: Warnes Bros Consumer Product (WBCP) saat ini memiliki sekitar 3.700 lisensi dan terus berupaya menawarkan lisensi lain terutama produk hiburanm. Salah satu lisensi yang ingin dijual adalah The Dark Night Rises yang merupakan salah satu film Batman.
Value Chain Partnership. Analisis Value Chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai produk. Rantai nilai produk merupakan aktifitas yang berawal dari bahan mentah sampai dengan penanganan purna jual, Contohnya: beberapa perusahaan dalam industri pembuatan komputer memfokuskan pada pembuatan chip (IBM), sementara perusahaan Inte focus sama processor dan hard drive oleh Seagete and Western Digital. Beberapa perusahaan mengkombinasikan pembelian dan pemanufakturan komponen untuk pembuatan komputer yang lengkap (IBM, Compaq, Toshiba dan Asus), sementara perusahaan lainnya terutama memfokuskan pada pembelian komponen (Dell, Gateway).

7. Strategi Fungsional
Strategi Fungsional adalah pendekatan strategi pada fungsi area untuk mencapai tujuan starategi perusahaan dan unit bisnis dengan memaksimalkan produktivitas sumber daya perusahaan. Strategi ini berkonsentrasi pada pengembangan dan pemanfaatan kompetensi untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Jadi setiap divisi akan menerapkan strateginya masing-masing yang saling terkait dan terhubung dan tentunya saling mendukung untuk tercapainya tujuan perusahaan. Contohnya divisi marketing, keuangan, riset, IT dan operasional saling bersinergi menciptakan daya performa terbaik.

A.2. Sekilas Tentang BMI
1. Selayang Pandang
BMI merupakan bank syariah pertama di Indonesia, didirikan pada tanggal 24 Rabiuts Tsani 1412H atau 1 November 1991 yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, serta memulai kegiatan operasinya pada tanggal 27 Syawwal 1412H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian BMI juga menerima dukungan masyarakat. Dalam upaya memperkuat permodalannya, BMI mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham BMI
Saat ini BMI memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia

2. Visi dan Misi
Visi      :The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional Presence.
Misi     : Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang Islami dan profesional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.


Framework                                                                                                                                                                       
                                                                                                  

B. Pembahasan
B.1. Review Visi dan Misi
Strategik perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategik akan memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing (Wheelen dan Hunger, 2001). Artinya sebelum membahas rumusan Strategi ada beberapa kata kunci yang harus dianalisa dari visi dan misi perusahaan diatas. Dari visi atau tujuan kita melihat ada 2 kata kunci. Yaitu best Islamic bank dan Regional Presence. Bila disinkronkan artinya untuk mencapai status best Islamic bank dengan pangsa pasar yang dibidik adalah regional presence.
Sedangkan misi, ada beberapa kata kunci yang saling terkait yaitu unggul berkesinambungan – semangat wirausaha dengan asas hati-hati – SDM yang professional dan Islami – Investasi yang Inovatif – pemangku kepentingan. Artiya keunggulan idealnya lahir dari semangat wirausaha yang outputnya adalah inovasi produk PLS (Profit and Loss sharing). Sedangkan Investasi yang Inovatif terkesan abu-abu, bisa kearah yang non syariah maupun yang syariah. Ironisnya disini kata-kata Islam yang menjadi ciri khas BMI hanya disematkan kepada SDM, dan tak tercantum dalam operasional dan inovasi produk.
Maka pembahasan rumusan strategi nanti harus tetap mengacu pada konsistensi visi dan misi perusahaan, appaun peluang dan ancaman yang dihadapi. Karena visi dan misi adalah kekuatan unik dari perusahaan yang harus dijaga.

B.2. Analisa Pesaing dan SWOT
B.2.1. Analisis Pesaing Liam Fahey
Dengan analisis ini, ingin dilihat mengenai posisi BMI dibandingkan bank-bank pesaingnya. Analisis yang digunakan adalah melihat posisi Bank Muamalat dengan pesaing berdasarkan area bisnis yang terlihat pada: UMKM, Komersial, Konsumer, dan Korporasi. Posisi Bank Muamalat dibandingkan 3 pesaingnya dalam kelompok bisnis tersebut dapat terlihat pada tabel berikut:

No
Nama Bank
UMKM
Komersil
Konsumer
Korporasi
Total Pembiayaan
1.
BSMI
8.539
5.493
18.933
16.168
49.133
17,38%
11,18%
38,53%
32,91%
100,00%
2.
Muamalat
1.227
8.570
8.820
24.470
43.087
2,85%
19,89%
20,47%
56,79%
100,00%
3.
BNI Syariah
0,88
1.400
1.126
8.715
11.242
0,01%
12,45%
10,02%
77,52%
100,00%
4.
Mega Syariah
3.218
3.600
367
7.185
44,79%
50,10%
5,11%
0,00%
100,00%

Selanjutya untuk membuat rumusan strategi kami menggunakan analisa SWOT yang pada pertemuannya sebelumnya sudah dibahas analisa internal dan eksternal perusahaan oleh kelompok yang lain dengan beberapa tambahan.Analisa internal dan eksternal tersebut terangkum dalamTabel EFE dan IFE, berikut ringkasannya:
Tabel EFE.
No
Faktor Opporunity & Threats
Bobot
Rating
Skor
Tertimbang
Opportunity
1.
Perluasan market share perbankan syariah
0,05
4
0,2
2.
Mayoritas penduduk beragama Islam
0,20
4
0,8
3.
Adanya aturan/kebijakan MUI tentang Riba
0,10
3
0,3
4.
Pengalihan pengelolaan dana Haji
0,15
3
0,45
Threats
1.
Pembatasan instrumen dan produk bank pada bentuk tertentu
0,05
1
0,05
2.
Kurangnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat
0,15
2
0,3
3.
Kurangnya sumber daya manusia
0,15
2
0,3
4
MEA 2015
0,15
3
0.45
Total
1
-
2,85

Tabel IFE
No
Faktor Internal
Bobot
Nilai
total skor
Strength
1
Kualitas Layanan
0.05
3
0.15
2
Pengalaman Perusahaan
0.10
2
0.20
3
Share Values
0.20
4
0.80
4
Branding image
0.10
4
0.40
Weakness
1
Infrastruktur Perbankan
0.15
3
0.45
2
Perubahan Manajemen
0.20
3
0.60
3
Kondisi Financial
0.10
2
0.20
4
Proses Seleksi SDM
0.10
2
0.20
Total
1
 -
3.00


Keterangan Bobot dan Rating
Bobot Keterangan
Rating Keterangan
0,20 sangat kuat
4 major strength
0,15 di atas rata-rata
3 minor strength
0,10 rata-rata
2 minor weakness
0,05 di bawah rata-rata
1 mayor weakness

Berdasarkan tabel EFE dan IFE diatas dibuatlah Analisa SWOT sebagai Berikut:
SWOT
Strength
         Pendidikan Syariah
         Pengalaman Perusahaan
         Share Values
         Branding
Weakness
          Kondisi Finansial
          Perubahan Manajemen
          Keterbatasan IT
          Proses Seleksi SDM
Opportunity
     Perluasan Market Share
     Mayoritas Muslim
     Kebijakan MUI dan OJK
     Pengelolaan Dana Haji
Edukasi Syariah yang lebih luas pd masyarakat
Perluasan Market Share dg Branding
Optimalisasi Pengelolaan dana Haji dg Share Value
Promo Dana Murah Mayoritas Muslim
Evaluasi Kebijakan MUI dan OJK  terkait Kualifikasi SDM Syariah
Pemanfaatan Media Muslim
Threat
         Pembatasan Inovasi
TurunnyaPertumbuhan Ekonomi
   Minimnya Ketersediaan SDM
         MEA
Sharing Learning untuk Inovasi Produk Syariah
Kerja Sama dengan Lembaga PT terkait SDM
Tajdiidun Niyyah Share Values Perusahaan
Penguatan Asas Prudential
Lebih Fokus pada Usaha Lokal yang banyak ketimbang Korporat
Menghindari Usaha yang Ghoror seperti Valas dan Pasar Uang

Aturan dalam analisa SWOT adalah:
·         SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memaksimalkan peluang
·         ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan ancaman
·         WOadalah strategi untuk meminimalkan kelemahan denganmemanfaatkan keunggulan peluang
·         WT adalah strategi untuk memnimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
B.2. Analisa Niche dengan SFAS Matrix
Analisa Niche dilakukan dengan mengambil 2 variabe yang paling dominan diantara variable SWOT yang ada. Lalu dihitung bobot dan skor dan durasi waktunya. Analisa sweet spot strategies ini dilakukan untuk menghasilkan strategi dan fokus usaha yang lebih detail. Analisanya dilakukan dengan menggunakan SFAS matrix:
No
Varibel
Bobot
Nilai
Skor
L
I
S
Ket
1
Branding (S1)
0.10
4
0.40
X



2
Share Values (S2)
0.15
3
0.45
X



3
Perubahan Manajemen (W1)
0.20
3
0.60


X

4
terbatas Ifrastruktur (W2)
0.10
3
0.30

X
X

5
Mayoritas Muslim (O1)
0.10
4
0.40
X



6
Dana Haji (O2)
0.10
2
0.20

X
X

7
Kurangnya Sosialisasi (T1)
0.10
2
0.20


X

8
Kurangnya SDM (T2)
0.15
3
0.45
X
X


Total
1.00

3.10





Berdasarkan analisa SFAS Matrix diatas didapatkan bahwa fokus binis yang idel untuk diterapkan oleh BMI idealnya adalah fokus pada perbaikan SDM untuk semua level dengan memanfaatkan share value yang kuat sekalian itu untuk pengembangan pasar kedepannya lebih kepada current market terutama pasar ritel, yang dikembangkan berdasarkan potensi bisnis kaum muslim, seperti pengelolaan dana haji, industry halal, wisata syariah, pendidikan Islam, fashion dan lain sebagainya. Apalagi bila melihat porsi UMKM bank Muamalat yang masih sangat minim dibanding dengan pesaing lainnya di Bank Syariah. Porsi yang sangat besar terhadap korporasi melebihi 50% cenderung melahirkan resiko yang besar bila terjadi negative spread, seperti kasus Batavia air ditahun 2014.
Namun berdasarkan laporan keuangan BMI tahun 2014. Peran perubahan manajemen cenderung lebih besar, apalagi factor eksternel seperti fatwa MUI, dorongan OJKdan potensi MEA sangat kuat sehingga pada laporan keuangan tahun 2013 fokusnya lebih pada pengembangan investasi terutama dipasar uang menjadi pillihan. Yang menarik disini adalah fatwa MUI dan Regulasi OJK disatu sisi bisa adalah sebuah peluang, namun bila tidak sejalan dengan visi dan misi perusahaan dapat masuk kategori ancaman.  Secara umum mengacu pada analisa SWOT dan SFAS diatas maka fokus strategi bisnis bank adalah sebagai berikut:
1.      Peningkatan Kualitas Pembiayaan
2.      Peningkatan produktifitas dan efisiensi biaya
3.      Penerapan manajamen proses bisnis yang baik
4.      Memperkuat keunggulan utama Bank Muamalat
5.      Reorganisasi dan Transformasi SDM
6.      Transformasi risk management

B.3. Menentukan Arah Strategy (Directional Strategy)
Untuk mengimplementasikan fokus bisnis diatas, maka arah strategi yang akan dilakukan adalah strategi pertumbuhan (growth) artinya pengembangan pasar harus dilakukan guna menangkap peluang yang ada. Namun tetap harus sesuai dengan Kapabilitas dan visi misi BMI agar peluang tidak malah menjadi boomerang.
Dengan fokus pada pertumbuhan horizontal dan vertical pada produk tertentu. Yaitu vertical lebih difokuskan pada current market sedangkan horizontal lebih difokuskan pada expanding market. Berdasarkan analisa SWOT dan SFAST Matrix diatas, dalam rangka menumbuhkan bisnis BMI lebih baik untuk menerapkan strategi vertikal yaitu fokus pengembangan pada beberapa aspek besar dalam current market diantaranya:
1.      Peningkatan Kualitas Bisnis, diantaranya melalui peningkatan kualitas financing dan pemenuhan cadangan minimum, selain itu juga dapat dilakukan reprofilling DPK untuk efisiensi biaya. Optimalisasi pendapatan berbasis layanan.
2.      Peningkatan Produktifitas dan Efisiensi termasuk SDM, produk, nasabah, cost efisency culture dan promosi efektif.
3.      Penerapan Business Process Management yang baik.
4.      Memperkuat Keunggulan Branding disertai kualitas dan kuantitas layanan.
5.      Reorganisasi dan Transformasi SDM harus terjaga sesuai dengan share value.
6.      Transformasi Manajemen Resiko Sesuai dengan Rencana Jangka Panjang

B.4. Strategi Bisnis: Competitive and Cooperative
            Dalam sub bab ini kita akan membahas tentang pola strategi bisnis yang akan di pilah berdasarkan produk dan pangsa pasar, mana yang akan masuk kategori fokus bisnis dengan strategi competitive dan mana yang cooperative. Pembahasan akan dilakukan dengan analisa porter dan teori cooperative berdasarkan bukunya wheleen. Namun diakhir akan di pandu oleh beberapa hadits dan qaidah ushuliyah sebagai panduan umum dalam syariah.

B.4.1. Peningkatan Daya Saing
Berdasarkan teori porter, Strategi yang yang berfokus pada low cost strategi dan differentiation, maka penerapan strategi bisnis diatas dapat dikelompokkan sebagai berikut:

Cost Leadership
Differentiation
-
-
Cost Fokus
Differentiation Fokus
·         Cost Eficiency Culture
·         Antispasi Kredit Macet Melalui asas prudential, early warning, sistem recovery, exit straetgy.
·         Meningkatkan Dana Murah, dan mengurangi eksposure dana Mahal.
·         Meningkatan kontribusi e channel
·         Evalusai SDM, Produk dan Promosi
·         Tajdiidun Niyyah (Reinternalisasi Nilai syariah Perusahaan ke Semua level karyawan)
·         Penguatan Branding pada segmen tertentu contoh pada sektor pendidikan Islam dan Wisata Syariah.

Menurut Porter idealnya sebuah perusahaan hanya mampu menerapkan maksimal 2 dari teori competitive diatas. Walaupun dalam prakteknya produk suatu perusahaan itu akan beragam, namun dengan fokus pada 2 strategi akan menciptakan sinergi antara lini produk dan lini unit bisnis. Karena fokus strategi lebih kepada perbaikan dan pengoptimalan fungsi internal dan current market yang secara umum juga sudah dilakukan bank umum dan bank syariah lainnya. Maka BMI idealnya dapat memanfaatkan niche market dipasar tertentu. Contoh retail. Namun retail yang bagaimana? Retail yang ada nilai Islamnya seperti pamella swalayan, perumahan muslim. Dengan strategy pemasaran offensive yaitu flank attack dimana dengan jaringannya yang luas dan branding BMI sebagai bank pertama yang murni syariah mampu menyasar 50% orang Indonesia yang belum bankable melalui pola sosialisasi dan edukasi tentang perbankan yang sesuai syariah.
Sedangkan untuk taktik when, karena niche pasar yang dipilih BMI belum begitu spesifik dengan kemungkinan pesaing masuk juga besar dan entry barrier yang belum kuat, maka strategi yang tepat adalah late mover. Artinya BMI dapat menganlisa waktu yang tepat baginya untuk menerapkan startegi tersbeut berdasarkan kecocokan budaya eksternal dan kesiapan kualitas internal.

B.4.2. Strategy Cooperative.
Untuk meningkatkan daya saing diatas dan menerapakan strtegi secara umum perlu kerja sama dengan beberapa pihak. Berdasarkan analisa sebelumnya bentuk kerja sama tersebut dapat dilihat dari bagan berikut.
No
Strategy
Pihak Kerja Sama
Bentuk
Durasi
1
Peningkatan Kualitas SDM
·         DPS
·         Muamalat Institute
·         Trainer Islamic Banking dari Islamic Instutute
MSC
MSC
Long
2
E Channel
Perusahaan IT
JV
Intermediate
3
Infarastruktur Wisata Syariah
·         Local  Agent Tourism
·         Islamic Tourism Center
JV
Long
4
Proyek Infrastruktur
Asbisindo
VC
Short
5
 Supply SDM
Universitas
MSC
Long






B.4.3. Tinjaun Syariah dalam Kerja Sama dan Bersaing
Dalam penerapan ekonomi syariah tujuannya adalah falah. Dan bank syariah sebagai salah satu dari lembaga yang bergerak dibidang ini tak boleh melupakan tujuan diatas. Termasuk dalam penerapan strategi daya saing dan kerja sama. Dalam bersaing, Islam menjelaskan dalam surat Al-Baqoroh 148. “berlomba-lombalah dalam kebaikan”. Kebaikan disini tentu saja bukan sebuah definisi sempit berupa keuntungan. Indikator suksesnya adalah kesejahteraan yang meningkat untuk nasabah,  investor dan karywan (Maqosid Syariah). Bukan hanya pada keuntungan di laporan keuangan. Dalam hadist disebutkan, iri itu hanya halal pada 2 hal yaitu melihat orang yang baca quran dan mengamalkannya, dan orang kaya yang sumber hartanya halal lalu ia sedekahkan. Dalam konteks bank syariah berarti, patokan daya saingnya adalah bank syaraih yang menerapkan asas syariahnya dalam segala aspek, dan bank syariah yang profitnya tinggi lalu ia alokasikan untuk peningkatan CSR nya.
Sedangkan dalam prinsip kerja sama dalam Islam kita mengenalya dengan sebutan musyarakah dan ukhuwah. Hal tersbut tercantum dalam surat shad ayat 24. Dalam surat tersebut Allah SAW menjelaskan bahwa kebanyakan orang yang musayrakah itu akan berbuat curang kecuali ia orang yang beriman. Artinya sebelum kerja sama dilakukan analisa SDM yang tepat itu mutlak dilakukan, SDM disini adalah beriman atau minimal menerapkan nilai-nili Islam seperti kejujuran, asas 7 C dan lain sebagianya. Sedangkan ukuwah ada dalam surat al-hujuraat ayat 10 dimana persaudaraan dalam Islam melahirkan ishlah satu sama lainnya. Sehingga akan menciptakan simbiosis mutualisme yang baik dimasa depan.

B.5. Functional Strategy
Dalam suarat Shof ayat 4 Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”(Shof 4)
Implemenasi stratgey diatas tak akan bisa terlaksana tanpa team work yang kuat dari divisi functioanlnya. Berikut beberapa peran yang bisa dilakukan divisi fungsional dalam perusahaan dalam menerpakan strategy diatas:


Divisi Fungsional dan Peran Strategisnya
No
Divisi SDM
1
·         Mengembangkan konsep Sistem Penilaian Kinerja (Performance Management System/ PMS) berbasis prestasi dan kompetensi, dimana kinerja karyawan akan dinilai berdasarkan parameter pencapaian KPI serta penguasaan 7 (tujuh) bidang kompetensi meliputi kompetensi umum dan kompetensi inti(Syariah). Dalam teknis pelaksanaannya akan diintegrasikan ke dalam sistem Muamalat Human Power.
·         Mencanangkan program-program perbaikan pada faktor-faktor pendukung seperti program remuneration dan benefit yang bersaing dengan pasar, pengembangan karir yang terpadu dengan pengembangan individu melalui pembentukan talent pool, reward dan punishment yang berimbang serta program retensi karyawan berpotensi.
·         Membuat standar kompetensi syariah untuk semua level karyawan (seperti hafalan Quran dan tingkat dana social yang ia keluarkan)
Marketing
2
·         Bank Muamalat sejak tahun 2010 telah menyelenggarakan program Muamalat Berbagi Rezeki (MBR). Dalam pelaksanaan program MBR periode 2014-2015, konsepnya lebih disempurnakan dengan merubah nilai voucher. Bila sebelumnya nilai voucher bervariasi antara Rp 5 juta sampai Rp 1 miliar, maka kini nilainya bervariasi antara Rp 50.000 sampai Rp 50 juta.
·         Bank Muamalat juga membentuk divisi mass banking and wealth management untuk lebih fokus menangani peluang bisnis yang dapat diperoleh oleh nasabah individu di segment mass affluent.
Networking dan Jaringan Distribusi
4
Menerapkan pengembangan iconic branch di kota-kota besar di Indonesia. Sampai dengan tahun 2014, terdapat 5 iconic branch Bank Muamalat di Bandung, Medan dan Jabodetabek. Bank Muamalat juga terus berinvestasi pada penambahan unit Mobile Branch Muamalat (MBM) dengan total 103 unit MBM yang aktif sampai dengan akhir tahun 2014, dibandingkan 53 unit setahun sebelumnya
Divisi IT
5
·         Melakukan perencanaan pengembangan kapasitas infrastruktur TI. Dan meningkatkan kerja sama Divisi TI dengan pihak pemasok sistem Muamalat Core Banking (MCB)
·         Melakukan Infrastructure HealthCheck secara menyeluruh atas jaringan, sistem, basis data dan kapasitas server dalam MCB
Pengembangan E-Channel Melalui:
         Penambahan kerja sama biller pada fitur pembayaran tagihan  melalui ATM Muamalat;
         Implementasi aplikasi Direct Marketing pada ATM Muamalat;
         Penambahan kerja sama biller pada fitur pembayaran tagihan  melalui Internet Banking Muamalat;
         Implementasi aplikasi payment gateway (Debit Online) untuk aktivitas e-commerce melalui Internet Banking Muamalat;
         Implementasi teknologi Hard Token pada Muamalat CMS;
         Penggantian platform Java Mobile pada Mobile Banking dengan sistem yang dapat berjalan di atas platform Android, iOS maupun BlackBerry
Pengembangan SDM IT
Optimalisasi MODP Technology Relations akan semakinmemainkan peran yang penting, mengingat kemajuanyang pesat pada Teknologi Informasi itu sendiri maupunketergantungan yang semakin besar terhadap penggunaan teknologi informasi dalam bisnis perbankan, termasuk di Bank Muamalat.

C. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka bisa ditarik kesimpulan, yang menjawab 5 rumusan masalah diatas yaitu:
1. Bagaimana Merumuskan Strategi?
            Untuk merumuskan strategi perusahaan ada beberapa tahapan yaitu:
        i.            Scanning environment terhadap factor eksternal perusahaan berdasarkan tingkat ketidak pastian untuk membuat rate pengaruhnya terhadap perusahaan. Faktor eksternal dibagi 2, yang baik menjadi peluang dan yang buruk menjadi ancaman.
      ii.            Scanning environment dilanjutkan dengan analisa internal perusahaan terhadap apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan.
    iii.            Berdasarkan 2 analisa tersebut dibuatlah analisa SWOT untuk bagaimana memaksimalkan kekuatan dan pekuang dan meminimalkan kelemahan dan ancaman.
    iv.            SFAS matrix untuk melihat fokus bisnis apa yang bisa dilakukan perusahaan dengan menganalisa factor dominan di tabel SWOT.
      v.            Hasil dari tabel SFAS Matrix di masukan dalam hirarki strtegi bisnis yang mencakup, corporate setaregy untuk menetukan kita harus growth, stabil atau retrenchment.
    vi.            Hasil dari keputusan direksi dikomunikasikan ke taktik bisnis dalam lingkup strategi bisnis, apakah akan bekerja sama atau meningkatkan daya saing. Dengan siapa saja, kapan dan dimana tempatnya.
  vii.            Komunikasi kedivisi fungsional untuk dibuat job desk masing-masing yang mendukung tujuan strategi perusahaan diatas.

2. Rumusan Strategi Yang Tepat untuk BMI
Fokus target bisnis yang akan digarap adalah segmen retail karena fokus perusahaan adalah menggarap potensi bisnis konsumen kelas menengah (middle class) sesuai dengan visi perusahaan yaitu Strong Regional Presence. Strateginya dengan membagi proporsi segmentasi segmen yang akan digarap.
a. Bisnis Ritel, rumusan strategi bank Muamalat antara lain,
        i.            Untuk pertumbuhan Dana Ritel yang berfokus pada bisnis tabungan, untuk mendukung ekspansi volume dana melalui Muamalat Berbagi Rezeki (MBR).
      ii.            Pembiayaan Ritel Konsumer: Memanfaatkan fasilitas Muamalat Consumer Center (MCC) yang berfungsi membantu kantor-kantor cabang dalam pemrosesan aplikasi untuk pembiayaan konsumer dan khususnya pembiayaan KPR iB Muamalat.
    iii.            Pembiayaan Ritel Konsumer Penyaluran pembiayaan ke sektor Mikro. Dengan membuka jaringan Unit Mikro dan Cluster Mikro di wilayah Sumatera dan Nusa Tenggara Barat, serta mengoperasikan UnitMobile Branch Muamalat (MBM) yang dilengkapi dengan layanan penyaluran pembiayaan Mikro.

b. Bisnis Korporasi, rumusan strategi bank Muamalat antara lain,
        i.            Financing, Mendorong aktivitas pembiayaan sindikasi, termasuk dengan mendayagunakan keberadaan kantor cabang Kuala Lumpur.
      ii.            Funding, Melakukan re-pricing pada produk-produk deposito berjangka yang relative mahal. Sembari mengoptimalkan sebaran konsentrasi pendanaan dari nasabah non-perorangan yaitu melalui pengembangan produk tabungan non-perorangan.
    iii.            Pendapatan Imbal Jasa. Peningkatan dan penambahan fitur layanan CMS yang user friendly melalui implementasi teknologi enkripsi hard token.

c. Bisnis Internasional dan Treasury, rumusan strategi bank Muamalat antara lain,
        i.            Bisnis Internasional, optimalisasi kantor cabang di Kuala Lumpur. Dengan status kantor cabang penuh (full branch). Prakteknya dapat dengan memanfaatkan empat Service Center Outlet (SCO) di lokasi-lokasi strategis di Kuala Lumpur. Terutama pemanfaatan dana TKI Indonesia di Malaysia.
      ii.            Bisnis Treasuri, Meningkatkan volume transaksi valas, Sesuai kebutuhan nasabah. Namun harus dengan tetap mengacu pada kekuan capital yang ada di BMI mengingat bisnis ini memilki risk yang snagat tinggi. Dan masih syubhat dalam konteks syariah.

3. Formulasi Strategi Yang Diterapkan
Mengacu pada Stratgei fungsional diatas, formulasi strategi yang diterpakan adalah dengan melakukan sinergi antara divisi fungsional di perusahaan yang meliputi, divisi Risk Manajemen, SDM, marketing, IT, Riset dan Development.

Referensi:
Al-Quranul Karim
Agus Widarsono, 2015. Strategic Value Chain Analysis; Suatu pendekatan Manajemen Biaya. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI BHMN) Bandung.
M. Suyanto. 2008. Muhammad Business Strategy & Ethics: Etika dan Strategi Bisnis Nabi Muhammad SAW. CV Andi Offset. Yogyakarta
Rodrigue Fontaine dan Khaliq Ahmad. 2013. Strategic Management from an Islamic Perspective Text and Cases. John Wiley & Sons Singapore Pte. Ltd
Thomas L. Wheelen & J. David Hunger. 2010. Strategic Management and Busniess Policy, Achieving Sustainability. Twelfth Edition. Pearson Education, Inc. New Jersey
Ujang Sumarwan, 2015. Pemasaran Strategik: Perspektif Prilaku Konsumen dan Marketing Plan. Penerbit IPB Press. Bogor
Desy Ery K, Hendri Wijaya, Nurul Shiyam Aprila. 2015. Internal Strategic PT. Bank muamalat Indonesia (BMI). Makalah dipresentasikan dalam Kulliah Manajemen Strategik MB-IPB 6 Juni 2015
Yudi Yudiana, Rahamat Budiman, Sofyan Baehaqie. 2015. Analisis Eksternal dan Analisis Industri PT Bank Muamalat Indonesia. Makalah dipresentasikan dalam Kulliah Manajemen Strategik MB-IPB 31 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar