Minggu, 12 April 2015

Analisa 7P (Studi Kasus Chocolate War: Hershey VS M&M)

M. Maulana Hamzah
Graduate Student of Master Program in Sharia Management
Graduate School of Management and Business (www.mb.ipb.ac.id)
Bogor Agricultural University (www.ipb.ac.id)

Marketing Class
Lecturer:
Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc (sumarwan.staff.ipb.ac.id)
Dr. Ir. Mukhammad Najib, MM
Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc
Dr. Ir. Dodik Nur Rachmat, M.Sc.F

2 Kalimat Kunci: ----- > Oleh: M. Maulanan Hamzah
 ===> IDEALITY (Hershey) VS AMBITIONS (M&M) <=== 
====> Never Ending Innovation <==== 


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama Anggota :
1. Yudi Yudiana (P056132883.18EK)
2. Hendri Wijaya (P056132823.18EK)
3. M. Maulana Hamzah (P056132843.18EK)

Hasil Analisa kami adalah :

1. Produk
Produk Hershey dan M&M sama – sama memliliki domain Merek Keluarga Keseluruhan. Dimana dominasi produk diawal sangat dilandasi nilai-nilai filosofi oleh Milton Hershey dan Forrest Mars. ProdukRiset Base Konsumen (Militer). Namun dalam perkembangannya terutama pasca perang dunia ke 2. Fokus pem buatan produk lebih ditekankan pada keinginan konsumen dan akibat persaingan. Hal inilah yang memicu lahirnya banyak inovasi. dan riset produk pun mulai gencar dilakukan terutama dalam hal varian produk yang kian beragam
Inovasi produk berkelanjutan. Dalam menghadapi perubahan makroekonomi yang kian gencar, seperti persepsi pasar terhadap kesehatan, fluktuasi inilah tukar karena infalsi, kedua perusahaan sempat naik turun dalam menguasai pangsa pasar. Hershey pernah menambah ukuran produknya karena adanya peningkatan harga yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku. Namun hal itu menurunkan penjualan. Maka kedua perusahaan melakukan inovasi produk berkelanjutan. Ketika masa perang dunia 1 dan 2, coklat yang tahan panas menjadi isu utama, pada masa inflasi produk dengan harga minim menjadi dominan, tahun 80an, produk coklat dengan jaminan kesehatan mulai menanjak, tahun 90an awal mulai masuk produk Godiva yang membuat persepsi baru bahwa coklat adalah bisnis yang prestige harus dipresentasikan dengan elegan. Maka Hershey dan M&M mulai masuk pada pasar coklat yang lebih elegan.
Namun apa pun inovasi produknya, baik Hershey dan M&M memiliki cita rasa khas klasik sendiri yang membuatnya dikenal oleh masyarakat.    
M&M memiliki variasi produk yang lebih beragam dikarenakan promosinya yang sangat beragam diseluruh dunia menuntut diversifikasi produk yang beragam. Sedangkan Hershey lebih focus pada pasar local dengan diversifikasi produk yang lebih sedikit.

2. Price
Strategi Berdasarkan Kebutuhan dan Persepsi Konsumen (segmen) Hal 76. Pada hakikatnya harga ditentukan oleh factor produksi, seperti kenaikan bahan baku, akan meningkatkan harga. Namun pada tahun 90an dimana isu prestige dalam dunia percoklatan muncul dengan datanganya pemain baru GODIVA, harga ditentukan oleh packaging yaitu bagaimana coklat itu dipresentasikan, hal inilah yang melahirkan persepsi konsumen bahwa coklat adalah barang yang mahal, sehingga coklat dengan bahan baku murah namun disajikan dengan menarik akan meningkatkan harga coklat tersebut. kombinasi persepsi coklat yang prestige ini dikombinasikan dengan kekuatan emosional dan persaingan antar kedua perusahaan dalam memperebutkan nasabah emosinal dan rasional.
Startegi harga juga berdasarkan produk pesaing. Hal ini dikarenakan industry coklat adalah industry yang bersifat oligopoly dimana perubahan harga diperusahaan pesaingan akan langsung berdampak pada kuantitas penjualan dan berimbas pada tingkat keuntungan. Hal itu paling terlihatdalampenempatanpasar di wholesale, supermarket danpasarbesarlainnya. Dimana perubahan harga bisa membuat perubahan keputusan pembelian, walalupun dari nasabah yang loyal.
Harga juga ditentukan oleh factor eksternal seperti inflasi, dimana Hershey menaikkan harganya, walaupun dengan iming-iming produk yang lebih besar, namun factor harga sangat berpengaruh dalam pembelian konsumen sehingga penjualan turun 30%. Sedangkan M&M karena memiliki skala industry yang lebih luas dan pangsa pasar yang lebih lebar maka ia lebih mampu bertahan menghadapi gejolak inflasi,  

3. Place
Hershey dari awal pendirianya didasari sebuah utopia untuk berbagai dan membangun negri amerika yang sejahtera. Hal inilah yang menjadikan focus penjualan utama Hershey berada di Amerika, hal itu sejalan dengan slogan mereka “as American candy bars”. Penempatan jualannya pun beragam, walaupun tanpa selogan “everywhere” seperti M&M faktanya Hershey ada disetiap benak hati orang Amerika sebagai coklat mereka. Peran wholesale, supermarket, perkantoran, dana hamper semua pusat bisnis amerika menawarkan coklat Hershey yang dipajang sesuai dengan konsep mereka. Konsep prestige ditawarkan di toko-toko berlabel khusus sedangkan whole sale dan supermarket lebih menawarkan coklat batangan. Hershey baru mulai memasuki pasar asia dengan produknya Snicker.
M&M dengan slogannya “M&M everywhere” sangat gencar melakukan ekspansi pasar, walaupun permintaan belum ada, tapi permintaan dibangun dengan pengenalan melalui penawaran yang maksimal, bahkan hingga keluar negri hal itu juga sebagai bagian dari proses promosi. Hingga kini lebih dari 100 negara diseluruh dunia yang memasarkan produk M&M.  dengan variasi berbeda, tergantung dari tingakt GDP Negara tersebut. jadi tak semua produk dipasarkan tergantung kesedian bahan baku yang membuat harga produk dinegara tersebut terjangkau.

4. Promotion
Promosi menciptakan Persepsi. Hal ini berdasarkan tagline yang dibangun kedua perusahaan dalam membuat persepsi konsumen Hershey dengan tagline “American as candy bars” sehingga membangun persepsi dibenak konsumen, yang melahirkan pangsa pasar yang besar di Amerika. Sedangkan M&M dengan tagline “everywhere” membuat produk ini diterima oleh hamper mayoritas masyarakat dunia.
Meciptakan ikatan emosional dengan konsumen melaluii kon (M&M) dan dalam ET dalam film Hollywood. Ini adalah salah satu promosi kreatif dalam melihat tingkahlaku konsumen yang saat sangat gemar menonton film dan perkembangan teknologi sedang maju
  
5. Process, mars menguasai segala unsur distribusi. Mulai dari jalur distribusi, alat-alat distribusi seperti container dan truk pendinginan untuk penyimpanan coklat. Mars memang mengalami kekalahan penetrasi diawal situasi perang dunia pertama dalam menyuplai coklat kepada militer amerika. Penetrasi awal masih dipegang oleh hershey dengan produk coklatnya yang mampu bertahan tanpa meleleh pada suhu yang sangat panas, yaitu 100-120 derajat. Namun di akhir perang dunia pertama, mars berhasil merebut total suplai coklat kepada militer amerika dan berhasil merebut hati para anggota militer amerika. Mars yang disokong oleh gedung putih lebih leluasa dalam pendistribusian produknya ke lokasi peperangan. Strategi distribusi yang digunakan adalah push strategy, dimana perusahaan mendorong saluran pemasaran untuk menjual produk-produknya dengan cara memberikan insentif kepada saluran pemasaran. Insentif yang dimaksud berbentuk penyediaan alat-alat pendingin coklat, tempat, dan seluruh fasilitas yang terkait dengan kegiatan operasional . (buku strategi pemasaran hal. 107)

 6. People, hershey tidak diisi oleh orang-orang yang tidak agresif dalam marketing kemudian hershey merasakan kelesuan dari perputaran bisnisnya yang kalah dari competitor utamanya. Pada perkembangan berikutnya akirnya hershey menyadari bahwa peran dari professional marketer sangat dibutuhkan bagi perusahaannya. Perekrutan professional-profesional marketer pun dilakukan. Bahkan tak tanggung-tanggung, hershey merekrut marketer kelas kakap dari competitor abadi, yaitu mars. Dengan perekrutan orang-orang yang professional dalam marketing, hershey berhasil merebut kembali pangsa pasar yang sempat hilang. Riset-riset pemasaran pun juga terus dikembangkan guna merumuskan strategi pemasaran yang tepat dan media yang dianggap paling efektif dan baru. Media yang dipilih pada saat itu adalah media film, dimana perusahaan bekerja sama dengan produser film E.T dalam memasarkan produknya.

 7. Physical environment. Hershey memberikan corporate social responsibility dengan melibatkan unsur emosional. Artinya corporate social responsibility yang diberikan haruslah program yang memberikan ikatan emosional yang kuat dan tak terlupakan di benak masyarakatnya, contohnya hershey memberikan corporate social responsibility kepada sekolah sehingga positioning yang sudah ada menjadi semakin kuat dan massif menjangkau seluruh segmentasi konsumen. Disamping itu, hershey juga berupaya menekan munculnya competitor baru dengan tdak mengizinkan pekerjanya untuk membuat perusahaan coklat lainnya, jadi apabila ada karyawan yang berniat mendirikan perusahaan coklat baru, hershey akan memecat pekerjanya karena dikhawatirkan akan mencuri resep-resep coklat dan system produksi yang ada di perusahaan. Isu kesehatan juga tak kalah penting, industry coklat mengalami penurunan sejak adanya isu yang dihembuskan pemerintah yang mengatakan bahwa mengatakan bahwa coklat adalah salah satu sumber kegemukan (obesitas). Masuknya competitor baru yaitu godiva, perusahaan coklat dari eropa memberikan warna baru bagi industry coklat. Dimana munculnya competitor baru ini memicu terjadinya sustainable competitive advantage (buku pemasaran strategik hal.395) hal ini memicu perusahaan mampu melihat pada kelebihan dan kekuatan dibanding pesaing, sehngga perusahaan mampu bertahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar