Rabu, 08 April 2015

APLIKASI AHP: Pemilihan Destinasi Wisata Syariah



Oleh: M. Maulana Hamzah

A. Dekomposisi Masalah
Indonesia sebagai Negara mayoritas muslim, melalui kementrian pariwisatanya sedang gencar-gencarnya melakukan promosi wisata Syariah. Hal dikarenakan potensi Indonesia sebagai Negara dengan mayoritas muslim yang besar, dengan potensi sumber daya alam dan budaya yang begitu beragam. Namun faktanya jumlah wisatawan yag berkunjung ke Indonesia masing di bawah 10 juta orang pertahun. Masih kalah dibanding Negara tetangga Malaysia. Maka untuk itulah pemerintah berencana melakukan studi banding ke beberapa Negara muslim lainnya, terkait Manajemen Strategi wisata syariah.
Berdasarkan Infographic dari Holiday Destinantion Ranking tahun 2014, yang dikeluarkan Crescentrating’s Halal Friendly, maka disimpulkan 5 negara yang menjadi pilihan:
1.       Turki (OKI)
2.       Uni Emirat Arab (OKI)
3.       Thailand (Non OKI)
4.       Malaysia (OKI)
5.       Inggris (Non OKI)
Adapun kriteria-kriterinya dirangkum dari berbagai lembaga riset pariwisata dunia seperti dinard standar, crecenting dan lain, disusunlah skala prioritas sebagai berikut:
a.       Tersedianya Halal food
b.      Biaya yaitu total cost yang diestimasikan untuk perjalanan wisata
c.       Nilai Keunikan suatu destinasi wisata, termasuk adat dan budaya.
d.      Lamanya Waktu yang diperlukan.
e.      Nilai Wisata yaitu aspek keindahan, kenyamanan dan sense of discovey
Secara sederhana dekomposisi masalah AHP diatas dapat digambarkan pada Gambar 1.


 



B. Penilaian/Pembandingan Elemen
Tahap kedua dalam penerapan AHP setelah dekomposisi masalah adalah tahap penilaian atau perbandingan antar elemen yaitu perbandingan antar kriteria dan perbandingan antar pilihan untuk setiap kriteria. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan bobot pada masing-masing kriteria, disamping itu tahapan ini juga bertujuan untuk menentukan bobot suatu pilihan terhadap suatu kriteria.
Dalam melakukan penilaian/perbandingan, ahli yang mengembangkan AHP mengunakan skala dari 1/9 sampai dengan 9. Jika pilihan A dan B dianggap sama (indifferent), maka A dan B masing-masing diberi nilai 1. Jika misalnya A lebih baik/lebih disukai dari B, maka A diberi nilai 3 dan B diberi nilai 1/3. Jika A jauh lebih disukai dengan B, maka A misalnya diberi nilai 7 dan B diberi nilai 1/7. Penilaian ini tidak akan digunakan dalam tulisan ini karena cara tersebut kurang logis. Sebagaimana contoh, jika A nilainya 7 dan B adalah 1/7, maka perbedaan antara A dengan B hampir mendekati 700%.
Suatu alternatif penilaian yang digunakan oleh Bourgeois (2005) yang memakai skala antara 0.1 sampai dengan 1.9 dinilai lebih logis seperti disajikan pada Tabel 1. Jika A sedikit lebih baik/disukai dari B, maka A diberi nilai 1.3 dan B dinilai 0.7, mengindikasikan jarak sekitar 30% dari nilai 1. Jika A jauh lebih disukai oleh B, maka nilai A menjadi 1.6 dan B menjadi 0.4. Cara penilaian seperti inilah akan digunakan dalam tulisan ini.
Tabel 1. Skala Penilaian
Hasil Penelitian
Nilai A
Nilai B
A sangat jauh lebih disukai dari B
1.9
0.1
A Jauh lebih disukai dari B
1.6
0.4
A Sedikit lebih disukai dari B
1.3
0.7
A sama dengan B
1.0
1.0
A Sedikit kurang disukai dari B
0.7
0.3
A jauh kurang disuaki dari B
0.4
1.6
A sanagat jauh kurang disukai dari B
0.1
1.9
Sumber: Bourgeois (2005)
B.1. Penilaian Kriteria
Kriteria halal food memiliki bobot yang paling tinggi dibandingkan dengan kriteria-kriteria yang lain. Kriteria halal food menggambarkan halal food dari focus studi banding wisata syariah dengan total nilai sebesar 5.80 dan memiliki bobot prioritas sebesar 0.29. Hal ini berarti bahwa kriteria halal food merupakan kriteria yang paling penting untuk menentukan skala prioritas. Kriteria yang memiliki bobot yang juga penting adalah alam yang memiliki total nilai sebesar 5.20 dengan bobot prioritas sebesar 0.26. Alam mencerminkan seberapa besar potensi sumber daya Alam mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung.
Alam merupakan kriteria yang menduduki peringkat kedua. Keunikan yang didefinisikan sebagai keunikan budaya ternyata menduduki peringkat ketiga dengan total nilai sebesar 4.00 dan nilai bobot prioritas sebesar 0.20. Selanjutnya kriteria waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan studi banding dan biaya studi banding yang merupakan total anggaran yang dibutuhkan untuk sebuah studi banding menduduki peringkat yang sama dengan total nilai sebesar 2.50 dan nilai bobot prioritas masing-masing sebesar 0.13.

Tabel 2. Hasil Penilaian terhadap Kriteria.
Kriteria
Populasi
Biaya
Keunikan
Halal
Alam
Total
Bobot Prioritas
Waktu

1
0.7
0.4
0.4
2.50
0.13
Biaya
1

0.7
0.4
0.4
2.50
0.13
Keunikan
1.3
1.3

0.7
0.7
4.00
0.20
Halal
1.6
1.6
1.3

1.3
5.80
0.29
Alam
1.6
1.6
1.3
0.7

5.20
0.26





Total
20.00
100.00

B.2. Penilaian Destinasi Wisata Syariah
Tabel 2 menyajikan tentang hasil penilaian dan perhitungan masing-masing negara tujuan berdasarkan kriteria yang telah disepakati. Tabel 3 menjelaskan hasil penilaian negara tujuan dengan menggunakan kriteria halal food. Semakin banyak tersedianya halal food, semakin besar nilainya.
Tabel 3.
1. Halal Food
Turki
UAE
Thailand
Malaysia
Inggris
Total
Bobot Prioritas
Turki

1.6
1.3
1.6
1.9
6.40
0.320
UAE
0.4

0.7
1
1.3
3.40
0.170
Thailand
0.7
1.3

1.3
1.6
4.90
0.245
Malaysia
0.4
1
0.7

1.3
3.40
0.170
Inggris
0.1
0.7
0.4
0.7

1.90
0.095

Tabel 4 menjelaskan penilaian negara tujuan studi banding berdasarkan kriteria biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan studi banding. Semakin tinggi biaya yang diperlukan, maka nilai yang diberikan akan semakin kecil dan sebaliknya.
Tabel 4. Penilaian Negara tujuan Studi banding berdasarkan Kriteria Biaya
2. Biaya
Turki
UAE
Inggris
Japang
Thailand
Total
Bobot Prioritas
Turki

0.4
1
1,3
1,6
4,30
0,215
UAE
1,6

1,3
1,6
1,9
6,40
0,320
Thailand
1
0,7

1,3
1,6
4,60
0,230
Malaysia
0,7
0,4
0,7

1,6
3,40
0,170
Inggris
0,4
0,1
0,4
0,4

1,30
0,065

Dari segi kriteria keunikan yang didefinisikan sebagai keunikan secara budaya, hasil diskusi para ahli yang diundang ditunjukkan pada Tabel 5. Semakin unik nilai budaya setempat, maka nilai yang diberikan akan semakin tinggi dan sebaliknya.
Tabel 5. Penilaian Negara tujuan Studi banding Berdasarkan Kriteria Keunikan.
3. Keunikan
Turki
UAE
Thailand
Malaysia
Inggris
Total
Bobot Prioritas
Turki

0,7
1,3
0,7
0,5
3,10
0,156
UAE
1,3

1,3
1,6
1,3
5,50
0,275
Thailand
0,7
0,7

0,7
0,4
2,50
0,125
Malaysia
1,3
0,4
1,3

0,4
3,40
0,170
Inggris
1,6
0,7
1,6
1,6

5,50
0,275

Tabel 6 menyajikan hasil penilaian terhadap kriteria waktu, semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk studi banding maka nilainya akan semkain besar.
a.       Turki mendapat total nilai sebesar 5.80 dengan bobot prioritas sebesar 0.290,
b.      UAE mendapatkan total nilai sebesar 4.90 dengan bobot prioritas sebesar 0.245,
c.       Thailand mendapat dengan total nilai sebesar 4.60 dan bobot prioritas sebesar 0.230,
d.      Malaysia total nilai sebesar 2.80 dan bobot prioritas sebesar 0.140.
e.      Inggris mendapat total nilai sebesar 1.90 dan bobot prioritas sebesar 0.095.
Tabel 6. Penilaian Negara tujuan Studi banding berdasarkan Kriteria Waktu
4. Waktu
Turki
UAE
Thailand
Malaysia
Inggris
Total
Bobot Prioritas
Turki

0,4
0,4
0,4
0,7
1,90
0,095
UAE
1,6

1
0,7
1,3
4,60
0,230
Thailand
1,6
1

0,7
1,6
4,90
0,245
Malaysia
1,6
1,3
1,3

1,6
5,80
0,290
Inggris
1,3
0,7
0,4
0,4

2,80
1,140

Tabel 7. Penilaian Negara tujuan Studi banding Berdasarkan Kriteria Alam.
5. Alam
UEA
Turki
Thailand
Malaysia
Inggris
Total
Bobot Prioritas
UEA

1
0,7
0,4
1,3
3,40
0,170
Turki
1

0,7
0,7
1,3
3,70
0,186
Thailand
1,3
1,3

1
1,6
5,20
0,260
Malaysia
1,6
1,3
1

1,6
5,50
0,275
Inggris
0,7
0,7
0,4
0,4

2,20
0,110

C. Sintesis Penilaian
Tahap akhir yang harus dilakukan dalam penggunaan AHP sebagai model pembuatan keputusan adalah sintesis penilaian yang merupakan penjumlahan dari bobot yang diperoleh di setiap pilihan pada masing-masing kriteria setelah diberi bobot dari kriteria tersebut. Secara sederhana, hasil dari sintesis penilaian yang telah dilakukan pada studi kasus tentang pemilihan prioritas studi banding di Departemen Pariwisata Indonesia dengan menggunakan pendekatan AHP sebagai model pembuatan keputusan disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8: Sintesa Hasil Penelitian



Turki
UAE
Thailand
Malaysia
Inggris

Hasil
Prioritas
0.13
0.130
0.200
0.290
0.260
Turki
10.2
0.170
0.32
0,215
0,155
0,095
0,170
UAE
13,9
0,231
0,17
0,329
0,275
0,230
0,186
Thailand
13,4
0,223
0,25
0,230
0,125
0,245
0,260
Malaysia
13,9
0,232
0,17
0,170
0,170
0,290
0,275
Inggris
8,70
0,144
0,10
0,065
0,275
0,140
0,110

Berdasarkan sintesis lima kriteria yang digunakan, maka skala prioritas Negara tujuan untuk studi banding wisata syariah, adalah sebagai berikut:
1.       Negara UEA dan Malaysia menduduki skala prioritas yang pertama dengan total nilai sebesar 13.9. Bobot nilai yang tinggi itu karena untuk kriteria yang mempunyai bobot tinggi yaitu halal food dan alam kedua negara ini mendapatkan bobot tinggi.
2.       Negara Thailand menduduki prioritas kedua dengan nilai total sebesar 13.4.
3.       Negara Turki menduduki prioritas ketiga dengan total nilai sebesar 10.2.
4.       Kajian dengan skala prioritas yang terakhir adalah Inggris dengan total nilai sebesar 8.7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar