Tugas Wawancara Mendalam (Deep Interview) Kepada Pemilik BMT
Al-Hayyu di Kota Batam
Mata Kuliah: Metode Riset Bisnis
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan. M.Sc
Sumber:
Muhammad Sulthon dan Muthiatul (Suami Istri Pemilik BMT Al Hayyu)
Lokasi : Pulau Batam
Al Hayyu bila diartikan secara bahasa artinya adalah hidup. Hal inilah
yang menjadi dasar Muhammad Sulton beserta istri untuk mendirikan BMT Alhayyu.
Sejak BMT ini didirikan 14 januari 2012 silam, kini sudah memiliki 1075 nasabah
yang rata-rata perbulan memberikan pinjaman sebesar 180-200 juta rupiah. Dengan
aset per juni 2013 mencapai 2 Milliar rupiah. Yang unik, BMT yang didirikan oleh
pasangan suami istri ini tidak pernah melakukan promosi baik melalui media
cetak, baliho atau sejenisnya. Pesatnya perkembangan BMT kini lebih dikarenakan
promosi dari mulut ke mulut, dari satu nasabah ke nasabah lainnya. Bahkan saat
penulis akan berkunjung kesana, hampir semua masyarakat tahu tentang BMT Al Hayyu,
padahal letaknya berada didalam perumahan. Walaupaun terletak ditengah-tengah
perumahan BMT ini sudah menyabet beberapa penghargaan nasional diantaranya dari
IPM (Ikatan Mubalig se provinsi Kepri) yang diasuh langsung oleh Wakil Gubernur
Kepri. Sebagai Lembaga Keuangan Syariah terbaik sepropinsi Kepulauan Riau April
2013 lalu.
Kemajuan BMT ini sebenarnya juga tidak lepas dari peran pendirinya
Muhammad Sulton yang merupakan tokoh agama yang cukup dikenal di pulau Batam
pada umumnya, dan di daerah Batu Aji pada khususnya. Bahkan ketika launching
pertama kali banyak sekali ucapan selamat dari berbagai institusi, baik Kemenag,
PMB (Perkumpulan Muballigh Batam), dan lain sebagainya. Dan karena diresmikan
langusng oleh Kepala Kemenag Kota Batam, banyak pejabat daerah yang tertarik
menjadi nasabah perdana disana, sehingga masyarakat juga berbondong-bondong
menjadi nasabahnya. Hingga kini nasabah BMT tersebar dari seluruh penjuru pulau
batam, dari batam center hingga sekupang.
Untuk mengetahui bagaimana sepak terjang BMT Al Hayyu dalam
menghidupkan ekonomi umat. Berikut kutipan wawancara penulis, langsung dari
Kantor BMT Al Hayyu di Kec Batu Aji, Kota Batam.